Parapuan.co - Vaksin bikinan Oxford-AstraZeneca baru saja tiba di Indonesia pada Senin (8/3/2021).
Kedatangan vaksin sejumlah 1,1 juta dosis ini melalui skema kerjasama multilateral dengan COVAX dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Melalui siaran langsung pada kanal Youtube Sekretariat Presiden, vaksin tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang pada sekita pukul 17.45 WIB.
Jenis vaksin AstraZeneca ini pun sudah mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Baca Juga: Catat! Ini yang Perlu Dilakukan Orangtua Saat Anak Positif Covid-19
"BPOM menerbitkan persetujuan penggunaan masa darurat (vaksin Covid-19 AstraZeneca) pada 22 Februari yang lalu dengan nomor EUA 2158100143A1," kata Kepala BPOM Penny Lukito dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (9/3/2021).
Vaksin yang dikembangkan oleh University Oxford bersama perusahaan AstraZeneca ini adalah vaksin vektor adenovirus simpanse.
Hal ini berarti tim pengembang mengambil virus yang biasanya menginfeksi simpanse dan dimodifikasi secara genetik untuk menghindari kemungkinan konsekuensi penyakit pada manusia.
Selain itu, vaksin yang dimodifikasi ini membawa sebagian dari coronavirus yang disebut protein spike, yakni bagian menonjol yang terdapat di permukaan virus SARS-COV-2.
Baca Juga: Andalkan Platform Digital, Dua Bisnis Ini Berhasil Bertahan Selama Pandemi Covid-19
Sehingga, saat vaksin ini disuntikan ke tubuh manusia akan memicu respon kekebalan tubuh terhadap protein spike, kemudian membentuk antibodi dan sel memori yang akan mengenali virus penyebab corona.
Vaksin AstraZeneca memiliki efikasi sebesar 62,1 persen.
Angka ini pun sesuai dengan syarat efikasi yang diberikan secara darurat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni minimal 50 persen.
Dalam konferensi pers penerbita EUA BPOM, Penny Lukito, Ketua BPOM menyampaikan bahwa dalam proses evaluasi, vaksin diberikan dua dosis dengan interval 4 hingga 12 minggu pada total 23.745 subjek menunjukkan hasil yang baik.
Berdasarkan proses tersebut, maka vaksin dinyatakan aman dan dapat ditoleransi dengan baik.
Baca Juga: Panduan Penggunaan Masker dari CDC untuk Hadapi Varian Baru Covid-19
Usia penerima vaksin
Melansir dari laman BBC, (5/3/2021), beberapa negara Eropa awalnya menganjurkan pemberian vaksin AstraZeneca hanya diperbolehkan untuk usia 18-64 tahun.
Namun kini, Jerman dan Perancis telah memberikan izin untuk memberikan vaksin ini pada lansia atau usia di atas 65 tahun.
Badan Obat Eropa pun menyetujui hal tersebut pada bulan Januari lalu, yakni merekomendasikan pemberian vaksin pada semua kelompok umur.
Hal ini dilakukan mengingat AstraZeneca selaku pengembang menyampaikan bahwa data uji coba menunjukkan jenis vaksin tersebut efketif digunakan untuk usia di atas 65 tahun.
Baca Juga: Kata Ahli Soal Hubungan Vaksin Covid-19 dengan Kesuburan Perempuan, Benarkah Berpengaruh?
Efek samping
Sama halnya dengan vaksin Sinovac, pemberian vaksin ini dilakukan sebanyak dua kali penyuntikan.
Setelah penyuntikan, jenis vaksin ini juga dapat menimbulkan efek samping sama seperti jenis vaksin pada umumnya.
Mengutip dari laman gov.uk, dalam studi klinis menunjukkan pemberian vaksin AstraZeneca ini sebagian besar merasakan efek samping ringan hingga sedang, kemudian mereda dalam beberapa hari.
Baca Juga: Pernah Alami Long Covid, Melaney Ricardo Wanti-wanti Masyarakat: Covid-19 Bukan Gimmick
Efek samping yang sangat umum dirasakan dari vaksin AstraZeneca ini berupa
- Nyeri saat ditekan, gatal, memar di area bekas suntikan (covid arm)
- Kelelahan
- Demam
- Sakit kepala
- Mual
- Nyeri sendi atau otot
Baca Juga: Mengenal Long Covid-19, Gejala yang Dialami Penyintas Corona
- Gejala mirip flu (radang tenggorokan, batuk, pilek)
- Menggigil
Efek samping yang jarang ditemukan dari pemberian vaksin AstraZeneca
- Pusing
- Kurang nafsu makan
- Sakit perut
- Pembengkakan pada kelenjar getah bening
- Keringat berlebih
Baca Juga: Catat! Ini yang Perlu Dilakukan Orangtua Saat Anak Positif Covid-19
- Kulit gatal, timbul ruam
Efektivitas pada varian baru
Mengingat varian baru dari virus corona mulai berkembang seiring penyebaran vaksin, Kawan Puan mungkin khawatir dengan keefektifan vaksin terhadap varian baru yang dinilai memiliki tingkat penularan yang lebih cepat.
Sebuah studi terbaru di Afrika Selatan menunjukkan keampuhan yang cukup dari vaksin AstraZeneca terhadap varian baru jenis B.1.351 yang kini beredar di Afrika.
Baca Juga: Varian Baru Covid-19 Masuk ke Indonesia, Ini Gejalanya, Wamenkes: Ini Tantangan Berat
Namun belum ada bukti kuat bahwa vaksin kurang efektif untuk melawan varian baru, mengingat varian ini belum menyebar ke beberapa belahan dunia.
Selanjutnya, menurut Dr. Katherine O'Brien, Direktur Departemen Imunisasi WHO, menyampaikan, meskipun vaksin tidak sepenuhnya efektif untuk melawan varian baru, namun vaksin ini kemungkinan membantu meredakan penyakit pada mereka yang rentan atau memiliki penyakit komorbid, dikutip dari gavi.org.
(*)