Burnout sendiri artinya adalah kondisi kelelahan secara fisik, emosional dan mental yang diakibatkan oleh stres berlebih dan berkepanjangan. Burnout saat menghadapi pandemi disebut mampu menguras emosi setiap orang.
Kondisi ini menyebabkan seseorang mengalami penurunan motivasi, putus asa, dan kesal.
Secara sederhana dikutip dari laman NCBI, burnout muncul saat seseorang mengalami kelelahan karena stres berlebih dan berkepanjangan yang menimpanya. Oleh karena itu, dapat dikatakan pandemic burnout adalah kondisi kelelahan secara fisik, emosional, dan mental akibat pandemi yang banyak mengubah rutinitas hidup masyarakat.
Pandemic burnout bisa dialami oleh siapa saja termasuk kita, Perempuan. Untuk kita yang berperan sebagai karyawan sekaligus ibu rumah tangga, kondisi ini bisa saja terjadi pada kita.
Di pagi hari harus membereskan rumah, mengurus suami dan anak-anak. Saat semua urusan rumah selesai ia harus duduk di depan layar dan melanjutkan perannya sebagai karyawan. Beban kerja ganda yang dipikul membuat perempuan banyak mengalami tekanan dan stres dari pekerjaannya.
Melansir dari laman CNBC.com, 65 persen perempuan pekerja meyakini pandemi telah memperburuk kondisi perempuan di tempat kerja.
Bahkan hasil survei dari 3.600 perempuan, lebih dari setengahnya menyatakan dirinya pernah merasakan burnout setidaknya untuk beberapa kali dan lebih dari sepertiganya sempat berpikir untuk berhenti dari pekerjaannya.
Baca Juga: Menstruasi Lebih Singkat? 6 Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya Lho!