Parapuan.co - Merasa bosan, bingung, hingga sakit kepala secara tiba-tiba padahal tidak ada penyakit apapun sebelumnya? Bisa jadi kita mengalami burnout, Kawan Puan.
Setahun sudah pandemi virus corona menyebar ke berbagai negara. Pandemi ini berhasil mengubah kehidupan masyarakat dalam waktu sekejap; memaksakan setiap orang untuk berdiam diri di rumah dan menjaga jarak fisik dengan siapa pun.
Seiring berjalannya waktu, hal ini pun membuat masyarakat mengalami kejenuhan, ketakutan, dan stres. Penyebabnya bermacam-macam, lho. Mulai dari ketakutan tertular virus, takut kehilangan pekerjaan, atau hanya sekadar ketakutan yang tidak diketahui penyebabnya.
Jika hal ini terus menerus terjadi, bukan enggak mungkin kita mengalami mimpi buruk hingga stres yang lebih panjang di masa pandemi dan disebut dengan pandemic burnout.
Baca Juga: WFH Bisa Bikin Burnout, Berikut 6 Cara Ampuh untuk Mengatasinya
Burnout sendiri artinya adalah kondisi kelelahan secara fisik, emosional dan mental yang diakibatkan oleh stres berlebih dan berkepanjangan. Burnout saat menghadapi pandemi disebut mampu menguras emosi setiap orang.
Kondisi ini menyebabkan seseorang mengalami penurunan motivasi, putus asa, dan kesal.
Secara sederhana dikutip dari laman NCBI, burnout muncul saat seseorang mengalami kelelahan karena stres berlebih dan berkepanjangan yang menimpanya. Oleh karena itu, dapat dikatakan pandemic burnout adalah kondisi kelelahan secara fisik, emosional, dan mental akibat pandemi yang banyak mengubah rutinitas hidup masyarakat.
Pandemic burnout bisa dialami oleh siapa saja termasuk kita, Perempuan. Untuk kita yang berperan sebagai karyawan sekaligus ibu rumah tangga, kondisi ini bisa saja terjadi pada kita.
Di pagi hari harus membereskan rumah, mengurus suami dan anak-anak. Saat semua urusan rumah selesai ia harus duduk di depan layar dan melanjutkan perannya sebagai karyawan. Beban kerja ganda yang dipikul membuat perempuan banyak mengalami tekanan dan stres dari pekerjaannya.
Melansir dari laman CNBC.com, 65 persen perempuan pekerja meyakini pandemi telah memperburuk kondisi perempuan di tempat kerja.
Bahkan hasil survei dari 3.600 perempuan, lebih dari setengahnya menyatakan dirinya pernah merasakan burnout setidaknya untuk beberapa kali dan lebih dari sepertiganya sempat berpikir untuk berhenti dari pekerjaannya.
Baca Juga: Menstruasi Lebih Singkat? 6 Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya Lho!
Terlihat tidak berpengaruh apapun, tetapi stres yang dirasakan perempuan ini bisa mengubah beberapa hal termasuk kondisi kesehatan tubuh lho, Kawan Puan.
Salah satunya siklus menstruasi yang bisa berubah karena pandemic burnout ini. Mengutip dari laman Baton Rouge General, kecemasan dan stres yang dialami perempuan di masa pandemi dapat mempengaruhi siklus menstruasinya.
Hal ini disebabkan karena selama stres tubuh kita melepaskan hormon stres yakni kortisol yang bereaksi dengan hormon biasa dan membuat kondisi tubuh bersikap melawan atau melarikan diri dari ancaman.
"Peningkatan kadar hormon kortisol ini mempengaruhi siklus mentruasi perempuan," ungkap dr Tara Shirazian, direktur Kesehatan Wanita Global dan asisten profesor kebidanan dan ginekologi di NYU Langone Health, New York, dikutip dari laman Every Day Health.
Lebih lanjut, tubuh kita pun mencoba memprioritaskan hal yang harus dilindungi dibandingkan melakukan ovulasi atau pembuahan. Selain itu, kondisi ini juga menyebabkan gejala menstruasi yang dirasakan menjadi lebih buruk dari biasanya.
Sehingga sangat mungkin ketika perempuan mengalami stres dalam waktu lama dan siklus menstruasi menjadi tidak teratur.
Jika mengalami gejala yang tak biasa pada siklus menstruasi kita, segera hubungi dokter ya, Kawan Puan.
(*)
Baca Juga: Cepat Pegal Saat WFH? Perhatikan Posisi Dudukmu, Begini yang Benar!