SKB tersebut dibuat sebagai respons pemerintah terhadap kasus pemaksaan penggunaan hijab pada salah satu siswi non muslim di Padang, Sumatera Barat.
Dan untuk mendukung para perempuan yang mengalami diskriminasi akibat hijab issue ini, Alissa Wahid mengatakan bahwa masalah ini bukan hanya soal hijab itu sendiri, tapi juga menyangkut hak untuk menentukan pilihan, keadilan gender, demokrasi, dan hak asasi manusia.
“Untuk mendukung para perempuan dan anak perempuan Indonesia agar terpenuhi haknya adalah sesuatu yang sangat penting. Dari permasalahan hijab ini, kita bisa sama-sama berjuang untuk Indonesia yang lebih baik. Kita juga bisa membawa Indonesia untuk menjalankan demokrasi yang sepenuhnya dalam rangka memenuhi setiap hak asasi di dalamnya,” ungkap Alissa.
Baca Juga: PARAPUAN Luncurkan Podcast Perdananya, Beri Ruang Aman Perempuan Berbagi Cerita
Ifa Hanifah Misbach juga menambahkan bahwa ketika kita mendidik perempuan, maka sama halnya mendidik satu generasi. Psikolog asal Bandung ini juga berpesan untuk semua perempuan Indonesia untuk selalu berani dan tidak perlu berpura-pura menjadi orang lain.
“Jadilah dirimu sendiri, bebaskan dirimu dari segala ketakutan. Tidak ada satu orang pun yang bisa merendahkanmu. Tidak ada seorang pun yang bisa menjatuhkan martabatmu. So, be yourself, be happy!” ungkap Ifa.
Kawan Puan, untuk bisa membaca laporan "Aku Ingin Lari Jauh: Ketidakadilan Aturan Berpakaian untuk Perempuan di Indonesia" dari Human Right Watch ini, kamu bisa mengaksesnya melalui pranala berikut.(*)