Parapuan.co - Dengan berbagai tema dan tokoh, film Indonesia hadir menyemarakkan layar lebar perfilman tanah air.
Tak hanya laki-laki, perempuan dan kisahnya juga sering diangkat dalam sebuah film. Dengan kata lain, ada beberapa perempuan yang menjadi tokoh utama dalam sebuah film.
Enggak kalah dari film yang diperankan tokoh laki-laki, banyak film dengan karakter perempuan yang mengusung soal kegelisahan perempuan. Melansir dari berbagai sumber, berikut 5 film yang memiliki tokoh utama perempuan:
Baca Juga: Enggak Kalah Keren! Ini 5 Film Indonesia Karya Sutradara Perempuan
Imperfect (2019)
Diadaptasi novel Meira Anastasia dengan judul yang sama, film ini bercerita tentang body shaming. Bercerita tentang Rara yang diperankan oleh Jessica tentang pekerja perempuan di bidang industri.
Rara berkulit sawo matang, rambut keriting, dan gemuk ini memiliki tampilan fisik yang berbeda dengan sang adik, Lulu (Yasmin Safira).
Tampilan fisik yang berbeda dengan standar kecantikan membuat Rara mendapat body shaming dari rekan kerja bahkan ibunya sendiri.
Body shaming yang kerap diterima oleh Rara sempat membuat dirinya kecil hati dan menempuh segala cara agar mendapatkan bentuk tubuh ideal. Beruntungnya Rara punya kekasih bernama Dika (Reza Rahadian) yang selalu menerima Rara apa adanya.
Selain mengangkat isu body shaming, terdapat juga kritikan mengenai standar kecantikan dan juga self-love yang disuarakan melalui Rara.
Film ini berpesan kepada kita bahwa tampilan fisik bukanlah segalanya dan juga untuk selalu mencintai apapun keadaan tubuh kita.
Perempuan Tanah Jahanam (2019)
Unsur perempuan selalu lekat dalam setiap karya Joko Anwar, salah satunya dalam film horor-thriller berjudul Perempuan Tanah Jahanam.
Film ini menceritakan Maya (Tara Basro) dan Dini (Marissa Anita) yang pergi ke desa tempat tinggal Maya lantaran ingin mengecek harta warisan keluarga Maya.
Sesampainya di desa bernama Harjosari tersebut, mereka mulai menemukan berbagai keanehan dan hal-hal ganjil di desa tersebut termasuk banyaknya kuburan anak-anak.
Dalam film tersebut, Maya memiliki peran untuk memperbaiki masa lalu kelam yang ditorehkan oleh keluarganya kepada desa Harjosari. Dalam film ini, Maya digambarkan sebagai perempuan yang memiliki karakter kuat dan juga mendukung perempuan lain.
Baca Juga: Bangga! Ini 5 Film Indonesia yang Masuk Festival Film Internasional
Kartini (2017)
Mengangkat kisah pahlawan emansipasi perempuan Kartini, film ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan rilis pada 2017.
Diperankan oleh Dian Sastrowardoyo, dirinya tumbuh dengan melihat langsung sang ibu yang bernama Ngasirah (Christine Hakim) menjadi orang terbuang dirumah sendiri.
Hal tersebut terjadi lantaran ibunya tak tidak memiliki darah ningrat dan menjadi seorang pembantu. Sedangkan sang ayah yang bernama Raden Sosroningrat (Deddy Sutomo) tidak berdaya melawan tradisi yang sudah turun temurun.
Sepanjang perjalanan hidupnya, Kartini berjuang untuk memperjuangkan kesetaraan hak semua orang terutama perempuan baik ningrat atau bukan.
Kartini lantas mendirikan sekolah bersama dua saudarinya, yakni Roekmini Roekmini (Acha Septriasa) dan Kardinah (Ayushita). Sekolah tersebut ditujukan untuk kaum miskin.
Selain itu, Kartini juga dikisahkan menciptakan lapangan pekerjaan bagi semua masyarakat Jepara. Dalam film ini, Kartini berjuang untuk mendobrak tradisi turun-temurun dan masalah pribadinya.
Baca Juga: 7 Film yang Paling Banyak Masuk Nominasi Oscar 2021, Ada yang Tembus 10 Kategori!
Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)
Disutradarai oleh perempuan, film ini mengisahkan tentang tokoh utama perempuan bernama Marlina yang diperankan oleh Marsha Timothy.
Marlina diceritakan sebagai seorang janda di Sumba yang ingin membalaskan dendam kepada para perampok karena telah mengancam nyawa, harta, dan juga kehormatannya.
Setelah melecehkan Marlina di hadapan jenazah suaminya yang sudah berbentuk mumi, Marlina membunuh dan memenggal Markus, kepala bos perampok.
Marlina kemudian membawa penggalan kepala bos perampok dan melakukan perjalanan ke kota untuk memperjuangkan keadilan. Mengangkat isu feminis, tokoh Marlina dihadirkan sebagai perempuan kuat yang tangguh dalam memperjuangkan keadilan dan tak tinggal diam atas penindasan yang menimpanya.
Tak hanya tentang dirinya, Marlina juga digambarkan sebagai perempuan yang mendukung perempuan lain.
Baca Juga: 6 Tips Self-Care, Salah Satunya Nonton Film The Falcon and The Winter Soldier
3 Srikandi (2016)
Film ini diadaptasi dari kisah nyata atlet panahan perempuan Indonesia pada tahun 1988 bernama Nurfitriyana (Bunga Citra Lestari), Lilies (Chelsea Islan) dan Kusuma (Tara Basro).
Dalam film ini diceritakan dunia olahraga yang sedang mempersiapkan diri turun dalam Olimpiade Musim Panas ke 24 di Seoul. Sayangnya, olahraga cabang panahan berada dalam keadaan kritis dan membutuhkan pelatih yang bisa menyiapkan tim panahan wanita dalam waktu singkat.
Pribadi Donald yang keras, militan dan disiplin harus membentuk Yana, Lilies dan Suma agar menjadi juara di Seoul. Dalam film ini diangkat bagaimana tiga perempuan hebat ini berlatih keras dengan segala masalah dan pergesekan.
Apalagi ada masalah pribadi yang dialami oleh Yana, Lilies, dan Suma membuat segalanya bertambah rumit. Meski begitu, tiga tokoh ini berhasil menginspirasi karena menggambarkan perempuan yang berusaha meraih mimpinya.
Walaupun di luar banyak sekali tuntutan, tanggung jawab, dan omongan negatif, tetapi ketiga tokoh utama perempuan ini tak kenal menyerah untuk mencapai mimpinya agar mengharumkan nama Indonesia di dunia olah raga.
Baca Juga: 4 Film yang Menceritakan Kekuatan dan Kecerdasan Perempuan, Nonton Yuk!