Jangan Keseringan! Minum Teh Setelah Makan Ternyata Kurang Baik untuk Tubuh

Dinia Adrianjara - Selasa, 30 Maret 2021
Meski Segar, Es Teh Manis Ternyata Menyimpan Banyak Bahaya Bagi Tubuh
Meski Segar, Es Teh Manis Ternyata Menyimpan Banyak Bahaya Bagi Tubuh Freepik

Parapuan.co - Minum teh sesudah makan sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama buat mereka yang tak suka minum air putih.

Saat sarapan, teh biasa diminum dalam keadaan hangat untuk menenangkan perut.

Sementara saat makan siang atau pun makan malam, es teh tawar maupun manis jadi pilihan paling umum untuk diminum, terutama saat sedang makan di luar rumah.

Namun ternyata, kebiasaan minum teh setelah makan kurang baik bagi kesehatan tubuh loh, Kawan Puan. Sebab teh bisa menganggu pencernaan, juga penyerapan nutrisi ke dalam tubuh.

Baca Juga: Tak Hanya Sedap, Ini Manfaat Teh Hijau untuk Kecantikan Kulitmu

Dilansir dari Kompas.com, peneliti dari Unilever Research Vlaardingen dalam jurnal Critical Reviews in Food Science and Nutrition mengungkapkan minum teh saat dan tidak lama setelah makan, bisa mempengaruhi penyerapan zat besi.

Ternyata penyebabnya karena adanya kandungan tannin dan polifenol pada teh, bisa mengikat zat besi dan protein yang terkandung pada makanan yang sedang kamu makan.

Tubuh yang kekurangan zat besi, bisa berdampak serius pada tubuh loh, Kawan Puan.

Di antaranya tubuh mudah lelah, merasa letih, kadang sulit bernapas, mudah sakit, dan wajah yang terlihat pucat.

Baca Juga: Mencegah Kerusakan Gigi dan 4 Manfaat Teh Hijau Bagi Kesehatan

Nah, bagi Kawan Puan yang tetap ingin minum teh setelah makan, sebenarnya masih bisa kok.

Tapi kamu sebaiknya memberi jeda sekitar setengah jam atau satu jam sebelum atau sesudah makan, sebelum minum teh.

Selain itu kamu dianjurkan untuk membatasi asupan teh, sebanyak satu cangkir atau satu gelas saja.

Sebaiknya pilih teh yang sehat, seperti teh hijau, yang bisa membantu pencernaan dan mudah diserap oleh tubuh.

(*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara


REKOMENDASI HARI INI

Representasi Karakter Perempuan dalam Game, Inklusivitas atau Eksploitasi?