Penting! Perhatikan 3 Hal Ini Saat Memuji Anak Agar Tidak Berlebihan

Aghnia Hilya Nizarisda - Rabu, 31 Maret 2021
Perhatikan hal berikut ini agar tak berlebihan saat memuji anak.
Perhatikan hal berikut ini agar tak berlebihan saat memuji anak. imtmphoto

Parapuan.co - Memuji anak tentu akan bikin si kecil senang. Namun, jika kita salah langkah hingga memuji berlebihan, itu bisa jadi bumerang.

Pasalnya, memuji anak ada caranya tersendiri dan tidak boleh berlebihan. Apalagi jika pujian kita hanya seputar penampilan fisiknya.

Saat memuji anak, Kawan Puan harus memerhatikan beberapa hal agar tidak jadi berlebihan. Soalnya, dampak berlebihan memuji anak akan memengaruhi kepribadiannya.

Baca Juga: Anak Suka Berbohong dan Kurang Terbuka? Yuk, Simak Tips Menghentikannya

Melansir dari Tabloid Nova Edisi 1715, Hj. Fitriani F. Syahrul, M.Si. Psi, Psikolog, bilang, anak bisa berisiko mengalami kecanduan pujian, terutama mereka yang memiliki harga diri rendah.

Pada saat anak tak mendapatkan pujian, maka anak akan berisiko tinggi mengalami kegelisahan dan depresi. Misalnya, saat dia bernyanyi harus selalu disanjung dan diperhatikan.

Bila tidak, dia akan menangis meraung-raung. Kalau sudah ada tanda seperti itu, mungkin kamu perlu membenahi cara memuji kepada si buah hati.

Lantas untuk membenahinya, PARAPUAN telah merangkum apa yang perlu kamu perhatikan saat memuji anak agar tidak berlebihan. Simak, yuk!

1. Kata-kata

Kata-kata yang digunakan harus pas. Jika anak pemalu, namun akhirnya mau bernyanyi di depan kelas, maka jangan sekadar dibilang bahwa dia anak hebat atau anak pintar.

"Kata-kata, seperti anak hebat, keren banget, pinter banget itu pujian yang blur, tidak realistis, bahkan agak lebay (berlebihan, red.).

Pujian yang pas adalah pujian yang berdasarkan pada data dan perlu diperinci pencapaiannya. Misalnya, Kakak pintar karena sudah berani bernyanyi di depan kelas,” jelas Fitriani.

Baca Juga: Ini 8 Cara Efektif Ajarkan Anak Membersihkan Kamar Tidurnya

2. Waktu

Lalu, pujian juga harus pas waktunya. Jangan terlalu dini, namun jangan terlambat juga.

Misalnya, saat kita menginginkan anak mendapat nilai 9, dan dia bersemangat untuk mencapainya dengan belajar tiap hari, pujian perlu diberikan dengan akurat.

Daripada berkata "Anak Mama rajin, pasti dapat nilai 9", lebih baik katakan, "Anak Mama rajin, sudah belajar setiap hari. Mudah-mudahan nanti dapat nilai 9."

"Pujian yang pas itu seperti makanan yang bergizi. Kalau orangtua jarang memuji perilaku-perilaku anak yang baik, anak bisa jadi kurang gizi.

Jadi berikan pujian, di saat anak memang pantas mendapatkannya," ujar Fitriani. Namun, jangan juga karena takut salah, kamu malah pelit memuji, ya.

3. Gradasi

Ketiga, perhatikan gradasi. Masih banyak cara lain dalam mengekspresikan rasa penghargaan pada buah hati selain melalui kata-kata.

Kamu bisa mengacungkan jempol, bertepuk tangan, memberi senyuman, atau mendampingi anak saat mereka membutuhkan orangtuanya.

"Kalau apresiasi orangtua hanya berupa pujian terus-menerus, ada dua dampaknya. Anak jadi selalu ingin dipuji atau anak jadi kebal terhadap pujian tersebut," jelas Fitriani.

Nah, Kawan Puan yang punya anak sudah memuji dengan tepat belum nih? Hati-hati ya, jika salah memuji bisa berbahaya untuk anak sendiri! (*)

 

Sumber: Tabloid Nova
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja