Kesadaran Digital Wellness untuk Kita yang Susah Lepas dari Handphone

Alessandra Langit - Senin, 5 April 2021
Ilustrasi pengguna handphone
Ilustrasi pengguna handphone

Parapuan.co - Hubungan kita dengan gawai memang tidak dapat dipisahkan.

Apa lagi semasa pandemi ini, semua aspek dalam kehidupan sangat bergantung pada gawai kita.

Teknologi dan semua yang serba digital memang memudahkan kehidupan kita, membuat semua pekerjaan terasa lebih sederhana.

Namun, durasi penggunaan gawai kita sehari-hari yang cukup sering dapat berimbas tidak baik bagi kesehatan mental kita. 

Seringkali kita menghabiskan waktu menjelajahi kehidupan orang lain di media sosial, membaca komentar negatif, melihat video-video yang tidak mendidik, serta melihat keluhan-keluhan orang lain.

Banyak hal negatif yang masuk ke diri kita lewat gawai yang kita gunakan sehari-hari.

Baca Juga: Hindari Kecanduan Smartphone pada Anak, Yuk Simak 4 Tips Ini!

Hal negatif tersebut bisa mengirimkan energi tidak baik dan pengaruh yang juga negatif pada kesehatan mental kita.

Maka itu kita harus memiliki kesadaran digital wellness.

Melansir dari Jurnal Digital Health and Wellness, digital wellness adalah salah satu cabang dari digital citizenship yang menjelaskan kondisi mental dan keadaan fisik saat menggunakan internet.

Digital wellness muncul akibat adanya permasalahan seputar kecanduan gawai dan internet.

Selain itu juga karena adanya kebutuhan untuk menjaga kesehatan mental dan fisik selama menggunakan gawai dan internet.

Melansir dari TheThirthy, berikut cara yang dapat kita lakukan sebagai bentuk kesadaran digital wellness.

Batasi Waktu Penggunaan Gawai

Apa hal pertama yang Kawan Puan lakukan setelah bangun tidur?

Banyak studi yang menunjukan bahwa manusia modern cenderung langsung membuka gawai mereka tepat setelah bangun tidur.

Kebiasaan tersebut dapat memberikan pengaruh kurang baik untuk kesiapan kita menghadapi hari yang baru.

Menghabiskan waktu pagi hari, tepat setelah kita bangun tidur, dihadapan layar ponsel dapat menunda kita untuk melakukan hal lain.

Waku kita untuk hal yang lebih penting seperti mempersiapkan diri untuk bekerja jadi tersita.

 

Baca Juga: Banyak Ujaran Kebencian, Yuk Lebih Beradab dan Berempati di Dunia Maya

Waktu kita akan banyak habis dengan melihat media sosial dan larut di setiap konten yang kita baca.

Melihat kehidupan orang lain juga dapat menimbulkan rasa khawatir karena kita cenderung membandingkan keseharian kita dengan orang lain.

Kita juga seringkali membaca hal-hal negatif yang dapat membuat perasaan kita ikut negatif, dan hari kita yang baru saja dimulai bisa ikut jadi negatif. 

Ada baiknya bila kita beri batasan pada diri kita untuk membuka gawai pada pagi hari.

Cukup membaca pesan-pesan penting dan kewajiban yang memang harus dilakukan, dengan itu kita tidak akan menghabiskan banyak waktu melihat yang tidak penting.

Begitu juga dengan malam hari. Beri batasan waktu sebelum kita tidur untuk melihat gawai.

Banyak studi yang menyatakan bahwa kita butuh 20 menit bebas gawai sebelum tidur untuk mendapatkan tidur yang nyenyak dan sehat.

Konten yang kita lihat lewat gawai kita dapat membuat kita bangun semalaman dan kekurangan waktu tidur.

 

Baca Juga: Kecanduan Medsos? Coba 5 Tips Detoks Medsos Agar Hidup Lebih Produktif

Memilah Siapa yang Kita Ikuti di Media Sosial

Kawan Puan apakah pernah menemukan akun yang setiap kontennya membuat kita merasa kesal atau membawa perasaan negatif ke kita?

Tidak ada salahnya untuk berhenti mengikuti akun-akun tersebut, bila masih ada rasa tidak enak, setiap media sosial memiliki fitur mute.

Dengan begitu kita tidak perlu melihat unggahan akun-akun tersebut di sosial media kita. 

Hal-hal tersebut merupakan cara sederhana untuk kita mempraktikan digital wellness di kehidupan sehari-hari agar kesehatan mental kita tidak terpengaruh oleh efek negatif dunia digital.

Selalu prioritaskan kesehatan mental kita terlebih dahulu karena dengan itu kita dapat berfungsi yang baik dan sehat sebagai manusia. Silakan dicoba! (*)

Sumber: thethirty.whowhatwear.com,prezi.com/digital-health-and-wellness
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati


REKOMENDASI HARI INI

Serba-serbi Demam Babi Afrika yang Sedang Ramai, Ketahui Penyebab dan Penularannya