Parapuan.co - Dewasa ini masyarakat lebih memandang penampilan fisik daripada kepribadian seseorang.
Tak jarang, mereka akan memandang beda pada orang lain yang menurutnya tidak sama dengan orang kebanyakan.
Istilah keren dari tindakan menghina orang lain itu sering disebut sebagai body shaming.
Body shaming bisa dialami siapa saja, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan.
Baca Juga: Sering Lakukan Body Shaming Terhadap Diri Sendiri? Yuk, Mulailah Menghargai Tubuhmu
Untuk mencegah atau mengurangi body shaming, penting bagi kita menanamkan body image dan self love kapada anak sejak dini.
Lantas, bagaimana cara yang tepat mengajarkan kedua hal tersebut kepada anak-anak? Berikut penjelasannya melansir dari Asia One.
1. Tubuh memiliki berbagai bentuk dan ukuran
Tubuh manusia memiliki banyak perbedaan yang mestinya tak dijadikan alasan bagi seseorang untuk body shaming.
Ada orang yang badannya pendek dan berisi; kurus dan tinggi; kurus tapi pendek; berisi dan tinggi; dan masih banyak lagi.
Tidak ada manusia yang diciptakan sama persis, karena tiap-tiap individu itu memang unik.
Standar bentuk tubuh ideal di berbagai penjuru dunia juga berbeda. Definisi cantik bukan hanya yang langsing memesona, tapi jauh lebih luas dari itu.
Ajarkan pada anak bahwa manusia diciptakan dengan bentuk tubuh dan warna kulit yang berbeda-beda.
Tanamkan kepada mereka kalau perbedaan semacam itu wajar, dan ajari anak untuk mencintai diri mereka sendiri.
2. Jadilah role model terbaik bagi anak
Orang tua adalah panutan terbaik bagi anak. Oleh karena itu, Kawan Puan harus bisa menjadi sosok yang bisa dicontoh oleh buah hati.
Caranya, mulailah dari dirimu sendiri. Cintai dirimu apa adanya terlepas dari bentuk tubuh atau warna kulitmu.
Anak akan belajar sikap self love ini darimu. Untuk itu, sebaiknya kamu juga tidak menghakimi orang lain secara fisik.
Baca Juga: Awas Berdampak Buruk, Ini 5 Tanda Toxic Parenting yang Harus Dihindari
3. Realistis terhadap bentuk tubuh anak
Sejak dini, terangkan pada anak tentang bentuk tubuhnya dan fakta-fakta terkait stigma masyarakat mengenai bentuk tubuh ideal.
Jujurlah pada mereka dan beri nasihat mengenai self love dan body image supaya mereka dapat mengabaikan pendapat orang soal bentuk tubuhnya.
Utamanya adalah ketika anak-anak menginjak remaja dan sedang puber. Sebab, pada saat itulah ada perubahan pada tubuh mereka.
4. Jadikan kesehatan sebagai family goal
Menjadikan kesehatan sebagai fokus utama dalam keluarga juga dapat membantu membuat anak mencintai dirinya sendiri, baik secara fisik maupun mental.
Alih-alih meminta anak untuk diet karena gendut, sebaiknya biasakan mereka untuk mengonsumsi makanan bergizi dan rendah lemak, serta olahraga teratur.
Kebiasaan mengonsumsi makanan bergizi dan olahraga ini tujuannya juga bukan agar langsing, tapi lebih menjaga kesehatan diri sendiri.
5. Waspada terhadap gaya hidup sempurna di sosial media
Di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna, apalagi cuma masalah penampilan fisik semata.
Apa yang tampak di media sosial sudah dipoles sedemikian rupa untuk menggiring opini dan membentuk stigma.
Baca Juga: Ajarkan Body Positivity Pada Anak, Gemuk Bukanlah Sebuah Kegagalan!
Bimbing anak-anak supaya tidak terlena dengan kehidupan yang ditampakkan di media sosial.
Dengan begitu, mereka tidak akan menjadikan apa yang sedang tren di medsos sebagai patokan kesempurnaan.
Sambil mengajarkan body image dan self love pada anak, ingat pula untuk menjelaskan apa yang benar-benar penting dalam hidup.
Bahwa, kebaikan hati dan kepribadian seseorang lebih penting dibandingkan sekadar penampilan fisik. (*)