Parapuan.co - Dalam sebuah hubungan, tidak hanya dipenuhi dengan hari-hari bahagia dan romantis, tetapi juga dibumbui dengan pertengkaran.
Sama seperti rasa sayang yang dapat diungkapkan melalui bahasa cinta, pertengkaran dengan pasangan juga bisa diakhiri dengan bahasa permintaan maaf atau apology language.
Kawan Puan mungkin sudah mempraktikkannya selama ini, salah satunya dengan mengucapkan "Maaf" atau "I'm sorry".
Akan tetapi, apology language lebih dari sekadar mengungkapkan permintaan maaf dengan bahasa yang biasa kamu pakai.
Baca Juga: Menyesal Telah Menyakiti Seseorang? Begini Cara Meminta Maaf yang Tulus dan Juga Baik
Lantas apa itu apology language?
Sebelum membahas lebih lanjut, Kawan Puan perlu tahu dulu apa yang dimaksud dengan apology language.
Permintaan maaf sendiri adalah inti dari sebuah perbaikan, dalam hal ini memperbaiki hubungan dengan pasangan.
Louis Laves-Webb, seorang terapis yang berasal dari Austin, Texas, menjelaskan bahwa permintaan maaf lebih merujuk pada sesuatu yang emosional.
"Permintaan maaf memiliki gaya dan sentimen unik tersendiri, yang mencakup tindakan melayani, kepemilikan emosional, atau kasih sayang secara fisik," terang Louis seperti mengutip dari Womens Health Mag.
Sederhananya, bahasa permintaan maaf ialah cara seseorang mengungkapkan penyesalannya dan bagaimana ia menebus keselahan yang telah diperbuat terhadap orang lain.
Di buku berjudul The Five Language of Apology (2008), para ahli menekankan kalau setiap orang mempunyai preferensi tentang bagaimana memberi dan menerima permintaan maaf.
Apa saja bentuk apology language?
Cara setiap orang memberi dan menerima permintaan maaf tentu berbeda satu dengan yang lainnya.
Hal ini dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk bagaimana orang tua memberikan mereka pengertian semasa kecil.
Baca Juga: Mengajarkan Anak Meminta Maaf Sedari Dini, Begini Cara Agar Ia Tak Terbebani
Apakah saat kecil seseorang kerap melakukan kesalahan dan meminta maaf karenanya? Atau apakah seseorang bersalah tetapi tidak meminta maaf karena merasa dirinya benar?
Mereka yang mengerti kapan harus meminta maaf biasanya memiliki empati yang tinggi dan rasa penyesalan.
Namun, sayangnya sebagian besar permintaan maaf diucapkan karena kebiasaan, bukan semata lantaran merasa bersalah dan ingin memperbaiki kesalahan.
Alih-alih meminta maaf tanpa tahu kesalahan, ada baiknya jika Kawan Puan berasumsi telah melakukan kesalahan dan memperbaikinya.
Baca Juga: Berbeda Setiap Orang, Ini 5 Jenis Permintaan Maaf Selain 'Maafkan Aku'
Misalnya ketika terlambat datang ke tempat kencan, sementara pasangan sudah menunggu, hindari untuk mengatakan, "Maaf telat."
Sebaiknya, sampaikan padanya, "Aku terjebak macet, terima kasih sudah menunggu 10 menit."
Dengan begitu, bisa jadi keterlambatan Kawan Puan akan lebih dimaklumi, entah oleh pasangan, sahabat, atau klien. (*)