Whitney tidak sendirian dalam usahanya mendirikan Bumble, ia menggandeng miliarder keturunan Rusia, Andrey Andreev untuk memulai bisnisnya ini.
Berbeda dengan aplikasi Tinder tempatnya berkerja dulu, Bumble merupakan aplikasi yang melawan dominasi patriarki, terutama di dalam aplikasi perkencanan.
Baca Juga: Tak Mudah! Ini Tantangan Menjadi Ilmuwan Perempuan di Indonesia
Bumble berfokus pada kenyamanan para pengguna perempuannya dalam menggunakan aplikasi kencan.
Whitney membuat Bumble agar para perempuan bisa berperan lebih aktif dalam menyeleksi calon pasangannya.
Selain itu, dengan Bumble, perempuan bisa memulai percakapan heteroseksual dengan nyaman dan aman, jauh dari banyaknya pesan yang kurang pantas yang banyak dikirimkan oleh pengguna laki-laki yang kurang bertanggung jawab di banyak aplikasi kencan lain.
Baca Juga: Cerita Agnes Oryza Akhirnya Terjun Jadi Beauty Blogger, Kenal Makeup dari Kelas 4 SD loh!
Nah Kawan Puan, selain kepeduliannya terhadap kenyamanan perempuan dalam menggunakan aplikasi kencan, Whitney juga sangat aktif mengkampanyekan isu body shaming yang masih sering terjadi loh.
Wah memang keren banget ya perempuan satu ini.
(*)