Varian virus baru E484K atau Eek pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan Brazil beberapa waktu lalu.
Adapun varian virus yang ditemukan di Afrika Selatan tersebut adalah B.1.351 dan Brazil adalah B.1.1.28.
Mutasi varian virus Eek dapat memperkuat ikatan antara protein virus dan reseptornya yang dapat mengurangi respons imun pada inang.
Akibatnya, efektivitas antibodi pada tubuh inang untuk melawan varian virus ini pun menjadi berkurang.
Baca Juga: Harus Bersertifikat, Inilah Pentingnya Pengadaan Pelatihan Vaksinator
Maka itu, varian virus Eek diperkirakan lebih mematikan dari virus Corona sebelumnya dan lebih menular.
Selain itu, vaksin yang sejauh ini telah digunakan di Indonesia tidak mampu memberikan perlindungan maksimal dari virus ini.
Peneliti dari University of Cambridge, Inggris, Ravindra Gupta mengatakan bahwa mutasi virus E484K dapat memperkuat virus Corona melawan kekebalan tubuh.
Pendapat Ravindra tersebut bahkan didukung oleh peneliti lain asal Harvard University, Amerika Serikat, Alejandro Balazs.
"Temuan kami menunjukkan bahwa varian virus E484K mungkin lebih sulit untuk dinetralkan oleh antibodi yang diciptakan oleh vaksin," kata Alejandro kepada kantor berita Reuters.