Parapuan.co - Di masa sekarang, tak jarang suami istri sama-sama bekerja meksi sudah memiliki anak.
Akhirnya, kesibukan membuat orang tua memiliki waktu yang minim nih dengan buah hati.
Orang tua akhirnya mempekerjakan seorang asisten atau baby sitter untuk merawat anaknya.
Apakah hal ini berbahaya?
Baca Juga: Selain Seru, 3 Hal Soal Parenting Ini Bisa Kita Pelajari dari Serial Bridgerton
Di balik kemudahan yang di dapat karena anak tetap ada yang menjaga, nyatanya ada bahaya di balik perilaku ini lho, Kawan Puan.
Apalagi jika anak lebih sering tidur dengan baby sitter ketimbang dengan orang tuanya sendiri.
Melansir unggahan Psikolog Mellissa Grace, anak usia 0-12 tahun butuh banyak hal tak hanya makan, minum, dan pakaian.
Anak memerlukan perhatian dan kasih sayang yang cukup dari orang tuanya.
Baca Juga: Calon Ibu Wajib Tahu! Ini 3 Tips Ampuh Agar Rileks Selama Persalinan
Tanpa kasih sayang dan waktu yang cukup, tentu kedekatan emosional anak dan orang tua tidak akan terbangun dengan baik.
Akhirnya, yang terjadi adalah anak justru lebih dekat dengan baby sitter yang selalu menemaninya setiap waktu, termasuk saat tidur.
View this post on Instagram
Menurut Melissa, kebiasaan anak yang lebih sering tidur dengan pengasuh justru bisa berdampak buruk.
Sebab, tidur adalah momen ketika anak membutuhkan rasa nyaman.
Jika momen itu justru dilewatkan orang tua, tentu anak tidak memiliki ruang nyaman ketika bersama ayah dan ibunya.
Baca Juga: Belajar dari Audi Marissa, Ini 3 Faktor Mengapa Bayi Lahir Prematur
Tak hanya itu, anak juga cenderung menirukan rutinitas tidur yang dilakukan baby sitter bukan orang tuanya.
Nah Kawan Puan, sebelum terlambat ada baiknya pikirkan lagi nih soal pembagian waktu dan pola asuh anak.
Jangan sampai anak merasa asing dan tidak nyaman dengan orang tua ya.
(*)