Mengutip dari Kompas.com, gempa ini memang tergolong jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno, M.Si.
"Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hipsenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi," kata Bambang.
Dalam keterangan tertulisnya, ia mengungkapkan bahwa episenter gempa ini berada pada koordinat 8,83 LS dan 112,5 BT.
Tepatnya pusat gempa bumi ini berada di laut pada jarak 96 km ke arah selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada kedalaman 80 km.
Baca Juga: Tragis, Pasutri Tewas Terjepit Batu Raksasa Akibat Gempa Di Malang
Bagaimana bisa gempa di Malang ini terasa hingga ke Yogyakarta, Bali, hingga Lombok?
Hal serupa diungkapkan oleh ahli geologi Universitas Gajah Mada (UGM) Gayatri Indah Marliyani.
Gayatri mengungkapkan bahwa gempa bumi ini terjadi di lepas pantai selatan Jawa Timur yang terjadi akibat proses subduksi.
Proses ini terjadi pada kdealaman zona Benioff yang menandai batas lempeng antara kerak Samudera Indo-Australia yang menunjam di bawah kerak benua Eurasia di lokasi yang berada pada kedalaman 80 km ini.
"Sehingga gempa yang terjadi siang tadi diinterpretasi terjadi pada batas lempeng yang menunjam atau istilah geologinya disebut gempa interslab," jelas Gayatri saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (10/4/2021).