Hasilnya bayi-bayi tersebut memiliki kekebalan imun yang pasif.
Jumlah antibodi yang didapat bayi sangat tergantung kepada jenis dan jumlah antibodi yang dimiliki oleh sang ibu.
Kapan sang ibu tertular covid-19 juga ikut menentukan seberapa banyak jumlah antibodi yang bisa diterima bayi.
"Semakin lama waktu antara infeksi dan persalinan ibu, semakin besar transfer antibodi," ujar penulis studi Dr. Karen Puopolo dan Dr. Scott Hensley dari Fakultas Kedokteran Universitas Pennsylvania Parelman, dikutip Grid.ID dari kompas.com.
Hal tersebut ternyata juga bisa terjadi pada ibu hamil yang mengalami atau tidak mengalami gejala Covid-19 selama terpapar virus itu.
Baca juga: Mau Mulai Bisnis Kuliner Selama Ramadan? Cobalah 5 Cara Ini Agar Cuan di Masa Pandemi Covid-19
Antibodi yang bayi dapatkan memang tergantung antibodi sang ibu.
Namun masih diperlukan penelitian lebih lanjut lagi terkait bagaimana menentukan tingkat, jenis antibodi yang diperlukan untuk melindungi bayi dari virus Covid-19, dan berapa lama antibodi itu bisa bertahan dalam sirkulasi bayi yang baru lahir.
Dalam studi terbaru, tim peneliti juga melakukan pengujian terhadap antibodi yang menempel pada protein spike virus corona dan struktur yang menempel pada permukaan virus.
Antibodi yang dicari oleh tim peneliti adalah 'domain pengikat reseptor' atau (RBD).
Antibodi RBD ini memiliki peran penting untuk menetralkan virus Covid-19.
Baca juga: Tips Aman Agar Tak Terinfeksi Covid-19 Saat Sekolah Tatap Muka
Namun, menurut Munoz- Rivas, tidak semua antibodi RBD bisa melewati plasenta.
Pasalnya plasenta hanya memungkinkan antibodi tertentu yang bisa masuk.
"Biasanya, hanya antibodi kecil berbentuk Y yang disebut imunoglobin G (IgG) yang dapat masuk ke dalam reseptor, sehingga mereka sendiri dapat mencapai janin dan memberikan perlindungan kekebalan," kata dia.
Baca juga: Maia Estianty Terpapar Covid Dua Kali, Ternyata Ini Penyebabnya
Maka dari itu, tidak semua bayi bisa mendapatkan perlindungan kekebalan.
Diketahui ada 83 bayi dan 72 di antaranya lahir dari ibu dengan antibodi posittif yang memiliki IgG dalam tali pusatnya.
Jumlah keseluruhan tersebut berhubungan dengan konsentrasi IgG dalam darah sang ibu.
Sementara itu, 11 bayi lainnya yang memiliki hasil antibodi negatif, kemungkinan mempunyai 2 alasan.
Enam dari ibu bayi mempunyai tingkat IgG yang termasuk rendah.