Nadya Mustika Melahirkan Saat Postif Covid 19, Begini Antibodi Bayinya

Aulia Firafiroh - Rabu, 14 April 2021

Parapuan.co - Kabar bahagia datang dari pasangan Rizki DA dan Nadya Mustika.

Kedua pasangan tersebut akhirnya resmi menjadi orangtua.

Nadya Mustika diketahui telah melahirkan buah hati pertamanya pada Selasa (13/4/2021).

Namun kabar kebahagiaan tersebut datang bersamaan dengan kabar tak mengenakkan.

Pasalnya Nadya Mustika melahirkan dalam kondisi terpapar Covid 19.

Baca juga: Flu Saat Kemarau Normal atau Gejala Covid-19? Ini Penyebab dan Cara Mencegahnya

Apakah bayi yang terlahir dari ibu yang terpapar virus Corona tidak memiliki antibodi Covid-19?

Menurut Jurnal JAMA Pediatrics (29/1/2021), para ilmuwan telah melakukan penelitian pada sampel darah 1.470 wanita hamil.

Diketahui dari 1.470 wanita tersebut, 83 diantaranya positif antibodi SARS-CoV-2 yang disebabkan saat proses melahirkan.

Kemudian, penelitian dilanjutkan dengan menganalisis sampel darah tali pusat dari sebagian yang lahir.

Dalam analisis tersebut juga dijalankan tes positif untuk antibody.

Baca juga: Apakah Vaksin Covid-19 Pengaruhi Siklus Mentruasi Perempuan?

Hasilnya bayi-bayi tersebut memiliki kekebalan imun yang pasif.

Jumlah antibodi yang didapat bayi sangat tergantung kepada jenis dan jumlah antibodi yang dimiliki oleh sang ibu.

Kapan sang ibu tertular covid-19 juga ikut menentukan seberapa banyak jumlah antibodi yang bisa diterima bayi.

"Semakin lama waktu antara infeksi dan persalinan ibu, semakin besar transfer antibodi," ujar penulis studi Dr. Karen Puopolo dan Dr. Scott Hensley dari Fakultas Kedokteran Universitas Pennsylvania Parelman, dikutip Grid.ID dari kompas.com.

Hal tersebut ternyata juga bisa terjadi pada ibu hamil yang mengalami atau tidak mengalami gejala Covid-19 selama terpapar virus itu.

Baca juga: Mau Mulai Bisnis Kuliner Selama Ramadan? Cobalah 5 Cara Ini Agar Cuan di Masa Pandemi Covid-19

Antibodi yang bayi dapatkan memang tergantung antibodi sang ibu.

Namun masih diperlukan penelitian lebih lanjut lagi terkait bagaimana menentukan tingkat, jenis antibodi yang diperlukan untuk melindungi bayi dari virus Covid-19, dan berapa lama antibodi itu bisa bertahan dalam sirkulasi bayi yang baru lahir.

Dalam studi terbaru, tim peneliti juga melakukan pengujian terhadap antibodi yang menempel pada protein spike virus corona dan struktur yang menempel pada permukaan virus.

Antibodi yang dicari oleh tim peneliti adalah 'domain pengikat reseptor' atau (RBD).

Antibodi RBD ini memiliki peran penting untuk menetralkan virus Covid-19.

Baca juga: Tips Aman Agar Tak Terinfeksi Covid-19 Saat Sekolah Tatap Muka

Namun, menurut Munoz- Rivas, tidak semua antibodi RBD bisa melewati plasenta.

Pasalnya plasenta hanya memungkinkan antibodi tertentu yang bisa masuk.

"Biasanya, hanya antibodi kecil berbentuk Y yang disebut imunoglobin G (IgG) yang dapat masuk ke dalam reseptor, sehingga mereka sendiri dapat mencapai janin dan memberikan perlindungan kekebalan," kata dia.

Baca juga: Maia Estianty Terpapar Covid Dua Kali, Ternyata Ini Penyebabnya

Maka dari itu, tidak semua bayi bisa mendapatkan perlindungan kekebalan.

Diketahui ada 83 bayi dan 72 di antaranya lahir dari ibu dengan antibodi posittif yang memiliki IgG dalam tali pusatnya.

Jumlah keseluruhan tersebut berhubungan dengan konsentrasi IgG dalam darah sang ibu.

Sementara itu, 11 bayi lainnya yang memiliki hasil antibodi negatif, kemungkinan mempunyai 2 alasan.

Enam dari ibu bayi mempunyai tingkat IgG yang termasuk rendah.

Baca juga: Yuk Simak, Ini Tahapan Vaksinasi Saat Berpuasa di Bulan Ramadhan

Hal tersebut menandakan bahwa para ibu tersebut kemungkinan melahirkan pada masa awal infeksi.

Sehingga, mereka tidak ada cukup waktu untuk mereka memproduksi dan mentransfer antibodi melalui plasenta.

Baca juga: Perangi Covid, Mal Senayan City Gelar Vaksinasi untuk Lansia dan Guru

"Antibodi IgM muncul di awal infeksi dan kemudian menghilang begitu infeksi sembuh. jadi lima ibu yang hanya dites positif IgM berada pada tahap paling awal infeksi. Tapi, jika antibodi IgM muncul pada janin atau bayi baru lahir, hal ini menandakan bahwa janin tersebut terinfeksi virus secara langsung," kata Munoz- Rivas.

Pada penelitian tersebut, tidak ditemui IgM untuk Covid-19 yang terdeteksi di sampel darah tali pusat.

Hal itu menunjukkan bahwa tidak ada bayi yang terpapar corona saat mereka masih dalam kandungan.

Tetapi, para peneliti ini mengatakan jika mereka tidak dapat memastikan apakah SARS-CoV-2 tidak bisa menular kepada bayi sebelum dilahirkan. (*)

Baca juga: Termasuk Katrina Kaif, Ini Selebriti Cantik Bollywood yang Positif Covid-19, Ada yang Dipidanakan!

Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh