Bangga, Mahasiswa Unaya Temukan Alat Pendeteksi Stunting pada Balita

Firdhayanti - Kamis, 15 April 2021
Ilustrasi balita
Ilustrasi balita Pixabay

Parapuan.co - Kabar membanggakan datang dari anak bangsa. 

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Abulyatama, Aceh Besar, Nurul Arham berhasil menciptakan alat deteksi stunting pada balita.

Alat ini dirancang agar mempermudah tenaga kesehatan saat mendata balita sehingga gejala stunting dapat dicegah sejak dini. 

Baca Juga: Zaskia Mecca Bangga Anaknya Sudah Belajar Puasa Sejak Umur 5 Tahun

Membuatnya Lebih Baik

Stunting adalah keadaan status gizi pertumbuhan balita yang dinilai berdasarkan indeks panjang tinggi badan dan umur balita. 

Melansir Kompas.tv, alat pendeteksi ini dinamai automatic stunting meter.

Pemakaiannya pun sangat mudah karena balita hanya berdiri di bawah alat ukur. 

"Alat ini begitu mudah. Balita hanya berdiri sejajar dengan alat pengukur tersebut kemudian kita memeriksa. Hanya menginput, ya, memasukkan usia balita dan jenis kelaminnya. Maka secara otomatis hasil status gizi si balita tersebut akan tampil pada layar LCD," kata Nurul Arham dalam Youtube Kompas Aceh

Baca Juga: Anak Suka Marah? Cobalah 6 Cara Ini untuk Membuatnya Lebih Baik

Dari beberapa percobaan yang sudah dilakukan, alat ini mencapai hasil sebanyak 99,9 persen efektif.

Nurul Arham, Mahasiswa Unaya yang menemukan alat pendeteksi stunting pada balita sedang memperagakan temuannya.
Nurul Arham, Mahasiswa Unaya yang menemukan alat pendeteksi stunting pada balita sedang memperagakan temuannya. Tangkapan Layar Youtube Kompas TV Aceh

Karena efektif, ini bisa digunakan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas dalam mendeteksi gejala stunting pada balita.

Mengetahui hal itu, pihak kampus Unaya memberikan apresiasi atas temuan alat ini karena dinilai memiliki manfaat.

Lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat atau LPPM Unaya juga telah mendaftarkan alat rancangan mahasiswa ini pada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual agar bisa dipatenkan dan mendapatkan hak kekayaan atas intelektual.

Baca Juga: Melihat Tindakan Kekerasan Pada Anak? Laporkan Melalui Hotline Berikut

"Saya selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat sendiri mendorong dosen-dosen yang ada di fakultas dan dosen mahasiswa yang ada di fakultas untuk selalu memberikan inovasi-inovasi terbaik dan bisa berguna untuk masyarakat khususnya masyarakat Aceh," kata Lensoni, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unaya. 

Terciptanya alat ini tak terlepas dari realita yang dihadapi Nurul. 

Berdasarkan data riset kesehatan dasar indonesia 2018, Aceh menduduki peringkat ketiga tertinggi angka penderita stunting di Indonesia.

Nurul pun bertekad untuk menciptakan alat deteksi stunting yang bisa digunakan dengan mudah tanpa harus mengukur balita secara manual.

(*) 



REKOMENDASI HARI INI

Implementrasi Kurang Efektif, Wapres Gibran Minta Sistem Zonasi PPDB Dihapus