Istilah Sapioseksual dan 4 Tanda Bahwa Seseorang Termasuk Sapioseksual

Firdhayanti - Kamis, 15 April 2021
Ilustrasi pasangan
Ilustrasi pasangan freepik

3. Diskusi Intelektual Sebelum Seks 

Orang sapioseksial melakukan diskusi intelektual sebelum ia memikirkan hubungan seksual. 

Bagi kebanyakan orang sapioseksual, tidak mungkin merasa nyaman berkencan atau berhubungan intim dengan seseorang sebelum ia mengobrol panjang lebar. 

"Orang sapioseksual mungkin merasa sulit untuk terhubung secara seksual dengan calon pasangan sampai mereka terlibat dalam suatu bentuk diskusi intelektual," kata Casey.

Baca Juga: Kurangi Kualitas Tidur, Ini Masalah yang Sering Terjadi Saat Tidur Bersama Pasangan

"Percakapn intelektual mungkin dianggap pemanasan yang jauh lebih efektif daripada sentuhan fisik," lanjutnya. 

Jika seseorang kesulitan terhubung dengan calon pasangannya sebelum mengobrol tentang buku favorit atau pandangan politik mereka, bisa jadi dia sapioseksual. 

4. Membangun Ketertarikan Intelektual

Seringkali, sapioseksualitas dapat disalahartikan dengan demiseksualitas.

Demiseksualitas adalah sebuah orientasi seksual yang ditandai dengan mengalami ketertarikan seksual kepada seseorang setelah membuat hubungan emosional dengan mereka.

Meskipun ada beberapa tumpang tindih antara kedua orientasi tersebut, namun keduanya adalah hal yang berbeda. 

Baca Juga: Ini Cara Mendidik Anak Perempuan Agar Punya Rasa Percaya Diri Menurut Ahli

"Sapioseksualitas adalah kebutuhan untuk membangun ketertarikan intelektual sebelum ketertarikan seksual terjadi, sedangkan demiseksualitas adalah kebutuhan untuk membangun hubungan emosional sebelum ketertarikan seksual terjadi," jelas Kryss. 

"Untuk ketertarikan seksual dimulai, seorang sapioseksual mencari seseorang dengan tingkat intelektual yang sama dengan mereka, sedangkan orang demiseksual mencari seseorang yang akan berbagi perasaan dan emosi mereka,"ujar Kryss.  (*)

 

 

Sumber: Mind Body Green
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja