6. Hindari menyertakan attachment
Cold message yang benar sebaiknya tidak menyertakan attachment jenis apapun di dalamnya, seperti PDF, link, atau jenis file lain.
Perekrut akan lebih memilih pesan yang hanya berisi teks, dan bakal mengabaikan pesan dengan lampiran data lain di dalamnya.
Baca Juga: Simak 4 Hal Ini Sebelum Tulis Surat Lamaran Kerja dalam Bahasa Inggris
7. Cari tahu apakah kamu punya koneksi
Sebelum mengirimkan cold message, cari tahu dulu kalau kamu mungkin punya koneksi yang dapat menghubungkanmu dengan HRD sebuah perusahaan.
Kamu bisa menghubungi rekanmu yang bekerja di perusahaan incaran dan bertanya-tanya padanya, baru kemudian mengirim pesan kepada perekrut.
Siapa tahu, dengan bertanya pada koneksimu di LinkedIn akan meingkatkan kesempatan perekrut dalam merespons pesan darimu.
8. Memberi sebelum menerima
Tips ini bisa saja berguna, tapi mungkin juga tidak. Tergantung apakah Kawan Puan punya hubungan yang cukup akrab dengan koneksimu di LinkedIn.
Kawan Puan bisa memulai kiat ini dengan menandai atau mengirimkan link lowongan pekerjaan kepada salah satu orang dari daftar koneksimu.
Dengan membantu mereka terlebih dulu, barangkali mereka juga akan membantu menghubungkan Kawan Puan dengan perekrut di suatu perusahaan.
Contoh Cold Message
Terakhir, berikut contoh cold message anti basa-basi yang bisa kamu kirimkan kepada HRD via LinkedIn:
"Halo (sebutkan nama perekrut),
Saya melihat akun LinkedIn Anda ketika sedang mencari lowongan di (sebutkan nama perusahaan).
Apakah posisi Staf Akuntan (atau sebut posisi lain) tersebut berada di bawah tanggung jawab Anda? Saya menghabiskan 6 tahun belajar akunting dan berpengalaman di perusahaan serupa sebelumnya.
Jika Anda bertanggung jawab atas perekrutan, sata ingin membagikan pengalamanku lainnya sebagai akunting." (*)