Dikutip dari Good Housekeeping, chemistry romantis ternyata terjadi secara alamiah.
Helen Fisher, Ph.D., Antropolog Senior di Kinsey Institute dan penulis Anatomy of Love, melihat hasil MRI (pencitraan resonansi magnetik) dari 17 subjek yang sedang jatuh cinta.
Ketika subjek melihat foto orang yang mereka cintai, hasil pemindaian MRI menunjukkan area otak mereka yang terkait dengan penghargaan dan motivasi.
Selain itu, kaya akan dopamin kimia yang diaktifkan.
Baca Juga: Romantis dan Unik, Lakukan 7 Hal Ini Saat Rayakan Anniversary Yuk
“Saat seseorang mengatakan bahwa mereka memiliki chemistry romantis dengan orang lain, mereka akurat,” kata Fisher.
Dari studinya tentang otak, dia telah menemukan empat gaya dasar berpikir dan berperilaku yang berkaitan dengan empat sistem otak berbeda: dopamin, serotonin, estrogen, dan testosteron.
Berdasarkan penelitian terhadap 40.000 lajang yang ditulis dalam bukunya ‘Why Him Why Her?, ditemukan chemistry romantis terhadap ketertarikan dengan lawan jenis.