Bukan Cinta Buta, Chemistry Romantis Ternyata Bisa Dijelaskan Secara Ilmiah

Ericha Fernanda - Sabtu, 17 April 2021
Dukungan sangat berarti untuk pasangan
Dukungan sangat berarti untuk pasangan Freepik.com

 

Parapuan.co - Kawan Puan, bagaimana rasanya jatuh cinta kepada sesorang? Ketika melihatnya menjadikan telapak tanganmu berkeringat, detak jantung bertambah cepat, dan membuatmu tersipu.

Kemudian, setelah mereka meninggalkan pandanganmu, kamu tidak bisa melupakannya.

Baca Juga: Pisah Ranjang Sementara Bisa Perkuat Hubungan, Begini Caranya!

Segala sesuatu tentang mereka terasa benar, baik penampilan dan perasaan mereka.

Jika ketertarikan cinta ini saling berbalas, waktu seolah berhenti saat kamu bersamanya.

Apakah ini yang dinamakan chemistry romantis? Saat kita merasa jatuh cinta dan cocok dengan seorang tertentu dan biasanya itu terjadi dengan lawan jenis?

Dikutip dari Good Housekeeping, chemistry romantis ternyata terjadi secara alamiah.

Helen Fisher, Ph.D., Antropolog Senior di Kinsey Institute dan penulis Anatomy of Love, melihat hasil MRI (pencitraan resonansi magnetik) dari 17 subjek yang sedang jatuh cinta.

Ketika subjek melihat foto orang yang mereka cintai, hasil pemindaian MRI menunjukkan area otak mereka yang terkait dengan penghargaan dan motivasi.

Selain itu, kaya akan dopamin kimia yang diaktifkan.

Baca Juga: Romantis dan Unik, Lakukan 7 Hal Ini Saat Rayakan Anniversary Yuk

“Saat seseorang mengatakan bahwa mereka memiliki chemistry romantis dengan orang lain, mereka akurat,” kata Fisher.

Dari studinya tentang otak, dia telah menemukan empat gaya dasar berpikir dan berperilaku yang berkaitan dengan empat sistem otak berbeda: dopamin, serotonin, estrogen, dan testosteron.

Berdasarkan penelitian terhadap 40.000 lajang yang ditulis dalam bukunya ‘Why Him Why Her?, ditemukan chemistry romantis terhadap ketertarikan dengan lawan jenis.

Ia menemukan bahwa perempuan dan laki-laki yang dominan dalam sifat dopamin (kebaruan, keingintahuan, kreativitas, energi, pencarian risiko) tertarik pada orang-orang yang seperti mereka juga.

Selanjutnya, mereka yang dominan di serotonin cenderung berhati-hati, tradisional, mengikuti aturan, dan menghormati otoritas atau kekuasaan.

Bagi mereka yang memiliki testosteron tinggi, cenderung analitis, tegas, logis, berpikiran keras, dan skeptis (tidak mudah percaya).

Akan tetapi, mereka lebih tertarik dengan kebalikan kepribadiannya yaitu dominan estrogen.

Lalu, perempuan dan laki-laki yang dominan estrogen cenderung imajinatif, mudah percaya, empati, dan ekspresif secara emosional.

Dominan estrogen lebih tertarik dengan mereka yang memiliki testosteron tinggi.

Baca Juga: Turunkan Ego, Berikut Ini 5 Tips Menghadapi Pasangan yang Keras Kepala

Chemistry romantis ini membuka pintu untuk menjalin sebuah hubungan.  Tapi apa yang kamu lakukan bersamanya setelah itu yang menentukan apakah hubungan itu akan berjalan dengan sukses.

Agar hubungan berkembang melampaui ketertarikan awal yang intens, kepercayaan dan komitmen harus mengikutinya.

Kepercayaan digunakan untuk mengetahui bahwa pasangan ada untukmu dan dapat diandalkan.

Baca Juga: Tak Biasa, Ngomongin Politik Bersama Pasangan Bisa Perkuat Hubungan

Sedangkan, komitmen untuk mengetahui bahwa tidak ada orang lain yang lebih kamu sukai, dan sebaliknya.

Chemistry romantis dengan pasangan tentu saja memudar seiring berjalannya waktu.

Tak perlu panik, investasikan kembali hubungan kamu dan mencoba membangun kembali percikan-percikan romantis seperti awal yang intens.

Fokuslah dengan menghidupkan momen-momen awal di mana kalian saling jatuh cinta. (*)

Sumber: Good Housekeeping
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania