Perawat Dianiaya Keluarga Pasien, Ini Tanggapan Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Arintya - Sabtu, 17 April 2021
ilustrasi perawat
ilustrasi perawat Boyloso

Parapuan.co – Pada Jumat (16/4/2021) viral sebuah video yang menunjukkan seorang perawat di salah satu rumah sakit swasta di Palembang mengalami tindakan penganiayaan.

Pada rekaman video amatir tersebut, terlihat seorang perawat mendapatkan tindakan penganiayaan berupa penamparan hingga ditendang di bagian perutnya.

Penganiayaan tersebut diketahui terjadi pada Kamis (15/4/2021).

Seperti dilansir dari Kompas.com, pelaku penganiayaan tersebut adalah salah satu orang tua pasien yang hendak pulang berinisial CRS.

Baca Juga: Mengintip Kisah Perawat Pasien Covid-19 Hingga Sejarah Hari Perawat Nasional

Menurut Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat (Kasubag Humas) Polrestabes Palembang, Komisaris Polisi (Kompol) M. Abdullah menjelaskan bahwa penganiayaan ini bermulai setelah korban melepas infus dari tangan anak pelaku.

Lalu pelaku tersulut emosi ketika tangan anaknya berdarah setelah jarum infus dilepas.

Pelaku kemudian meminta korban datang ke kamar tempat anaknya dirawat dan secara tiba-tiba melakukan tindakan tersebut pada korban.

Dalam proses melepas infus anak pelaku sendiri, korban sudah melakukannya sesuai prosedur yang berlaku, menurut Bona Fernando, Direktur Utama rumah sakit tempat kejadian berlangsung, seperti yang PARAPUAN kutip dari Kompas.com.

“Perawat kami sudah SOP. Semuanya sudah sesuai prosedur,” ungkapnya.

Kejadian penganiayaan terhadap perawat ini kemudian ditanggapi oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Melansir dari Kompas.com, Ketua Umum PPNI Harif Fadhillah mengatakan bahwa kejadian tersebut merupakan ancaman bagi sistem pelayanan kesehatan.

"Tindakan kekerasan terhadap perawat yang sedang menjalankan tugas profesinya ini merupakan ancaman terhadap keamanan tempat kerja dan sistem pelayanan kesehatan," ujarnya.

PPNI sendiri mengecam keras tindakan penganiayaan terhadap perawat tersebut.

Baca Juga: Sampai Alami Hypoxia, Ini Kisah Perjuangan Perawat Covid-19 di Wisma Atlet

Harif Fadhillah sendiri mengatakan bahwa pihaknya akan terus mengawal dan mendampingi korban dalam menghadapi kasus tersebut.

Selain itu ia juga mendorong agar pihak rumah sakit tempat berawat tersebut bekerja agar turut mendampingi korban.

Tindakan kekerasan terhadap perawat ini sudah terjadi beberapa kali, untuk itu PPNI menyerukan kepada pemerintah dan para pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan untuk menyediakan dan menjamin adanya lingkungan kerja yang kondusif dan aman.

Sebab dalam melaksanakan tugasnya seorang perawat rentan mendapatkan kekerasan tak hanya fisik tapi juga psikologis dari pihak mana pun. (*)

Terkait hal tersebut, pihak rumah sakit tempat korban bekerja juga telah memberikan pendampingan dengan psikiater, mengingat korban juga mengalami trauma. (*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Arintya


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja