4. Suatu kesalahan dipandang sebagai pelanggaran kepercayaan
Tak ada orang yang sempurna di dunia ini, selalu ada kesalahan dan kebenaran yang menyertai.
Tetapi itu tidak berlaku bagi kamu yang mengalami trust issues, kamu mungkin tidak dapat mentolerir ketidaksempurnaan orang lain.
Misalnya, ketika orang lain lama dalam membalas pesanmu, prasangkamu akan mengarah kepada mereka sudah bosan atau tidak menyukaimu lagi.
Padahal mungkin mereka sedang ada kesibukan atau kedaruratan sehingga tak sempat melihat ponselnya dan mengabarimu.
Baca Juga: Begini Tanda-Tanda Pelecehan Emosional, Tanpa Sadar Sering Kamu Alami
5. Orang lain menganggap kamu sebagai pribadi yang merasa benar sendiri dan tidak menyenangkan
Trust issues mendikte bagaimana kamu menanggapi orang lain.
Hal itu menimbulkan perspektif bagi orang lain bahwa kamu adalah orang yang sulit diajak berkompromi, merasa benar sendiri, dan tidak menyenangkan.
Misalnya, ketika teman kamu tidak dapat berbicara denganmu sekarang, kamu menanggapinya dengan tuduhan dan terus menyinggungnya.
Akibatnya, temanmu tidak akan merasa terdorong untuk berbicara denganmu dalam waktu dekat.
Mengatasi trust issues akan membutuhkan lebih banyak keberanian untuk keluar dari lingkaran prasangka buruk itu.
Belajar untuk mempercayai seseorang dengan pikiran dan hati terbuka meskipun ada tumpukan masalah kepercayaan adalah pencapaian seumur hidup.
Melepaskan, bagaimanapun itu akan membutuhkan satu hal di atas segalanya yaitu mengambil risiko terluka. (*)