Kekerasan Berbasis Gender Online Meningkat Selama Pandemi, Ini Dampaknya Bagi Penyintas

Putri Mayla - Selasa, 20 April 2021
Ini dampak kekerasan berbasis gender online (KBGO)
Ini dampak kekerasan berbasis gender online (KBGO) elvankilic.com

Parapuan.co - Tidak hanya secara offline, rupanya kekerasan seksual juga bisa terjadi secara online, atau disebut dengan Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO).

Catatan tahunan Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mengungkapkan kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia meningkat hingga 300% di tahun 2020.

Selama pandemi Covid-19, kasus kekerasan berbasis gender online mengalami peningkatan.

Sayangnya, banyak yang menganggap enteng kekerasan berbasis gender online.

"Dampak dari KBGO bisa sangat serius, sama seperti kasus kekerasan offline," jelas Neira Ardaneshwari, Co-founder Tabu.id, platform yang fokus pada isu seksual anak muda via diskusi virtual, pada Senin (19/4/2021).

Baca Juga: Benarkah Kesenjangan Upah Antara Perempuan dengan Laki-Laki Bisa Jadi Pemicu KDRT? Simak Fakta Berikut Ini

Dampak Negatif KBGO

Menurut Astridiah Primacita Ramadhani, aktvis Tabu.id yang juga kandidat psikolog klinis, dampak kekerasan berbasis gender online sama dengan kekerasan yang terjadi secara langsung.

“Dampaknya negatif ke psikis. Korban KBGO rentan kesepian, dan rentan terhadap masalah psikologis atau masalah kesehatan mental lainnya seperti depresi, menyakiti diri sendiri hingga bunuh diri,” ungkap Astridiah.

Selain itu, ia menambahkan bahwa korban bisa merasa citra dan kesejahteraan diri mereka lebih rendah. Termasuk di dalamnya munculnya gejala kecemasan.

Apabila dampak psikis ini tidak ditanggulangi atau ditangani dengan baik, besar kemungkinan akan menjadi masalah besar yang berkepanjangan.

Baca Juga: Ada Maudy Ayunda hingga Hwasa, Berikut Perempuan Asia dalam Forbes 30 Under 30 2021

Dampaknya bisa saja tidak hanya berdampak pada korban, tapi juga pada orang-orang di sekitar mereka.

Seperti kekerasan dalam rumah tangga yang berdampak pada anak dan dinamika keluarga.

Dampak KBGO juga ada isolasi sosial, di mana korban menarik diri dari masyarakat, termasuk teman dan keluarga.

Menarik diri ini bisa membuat mereka semakin enggan melaporkan apa yang terjadi pada mereka.

Baca Juga: Kebijakan Mengenai Kekerasan Berbasis Gender Jadi Tuntutan WMJ 2021, Ketahui Kasus KBG Selama Pandemi

“Pada kasus yang sudah terjadi, korban mempertanyakan apakah mereka ini mengalami kekerasan atau tidak,” tambah Asridiah.

Dari situ korban bisa mengalami kebingungan dan menyalahkan diri sendiri yang membuat mereka semakin susah untuk melaporkan kasus yang mereka alami.

Astridiah juga menjelaskan, dampak lain dari KBGO yaitu, hilangnya kekuatan dan sumber daya ekonomi, bisa juga kehilangan pekerjaan, atau mengalami performa turun dalam kerjaan akibat cemas.

Selain itu, dampak KBGO bisa mengakibatkan berkurangnya mobilitas untuk berpartisipasi dalam kegiatan daring dan enggan menggunakan internetnya sendiri.

Sebab korban pernah mendapatkan peristiwa yang tidak menyenangkan dari sana. (*)