Mengenal SK Trimurti, Jurnalis Perempuan Legendaris Indonesia

Vregina Voneria Palis - Rabu, 21 April 2021
Surastri Karma Trimurti
Surastri Karma Trimurti Nationalgeographic

Pada tahun 1936, Trimurti sempat ditangkap dan dipenjara karena menyebarkan pamflet antipenjajah oleh Belanda di Semarang.

Melansir dari Nationalgeographic, Trimurti beralih karier dari mengajar menjadi jurnalis selepas ia dibebaskan.

Tidak butuh waktu lama, nama SK Trimurti mulai dikenal di kalangan jurnalis dan antikolonial sebagai wartawan yang kritis.

Untuk menghindari kembali tertangkap oleh pemerintah Belanda, Trimurti kerap kali menggunakan nama pena atau samarannya, yakni Trimurti atau Karma secara bergantian.

Baca Juga: Masuk Forbes 30 Under 30, Inilah Kakak Beradik di Balik 'Bye-bye Plastic Bags'

Selama berkarier sebagai wartawan, Trimurti diketahui telah bekerja untuk sejumlah surat kabar Indonesia seperti Genderang, Bedung, dan Pikiran Rakyat.

Bersama sang suami, Sayuti Melik, Trimurti mendirikan surat kabar Pesat di Semarang.

Karena saat itu penghasilannya masih kecil, Trimurti dan Sayuti terpaksa melakukan setiap pekerjaan secara mandiri.

Mulai dari pekerjaan keredaksian sampai urusan percetakan, dari distribusi sampai urusan penjualan.

Baca Juga: Kaori Icho, Pegulat Perempuan Pertama yang 4 Kali Bawa Pulang Mendali Emas di Olimpiade

Tulisan kritik mengenai pemerintah Hindia-Belanda yang banyak Trimurti dan Sayuti tulis dalam surat kabar mereka ternyata membuat keduanya keluar masuk penjara.

Sumber: tribunnews,national geographic
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri