Parapuan.co - Setiap tanggal 22 April, kita memperingati Hari Bumi sebagai langkah untuk berhubungan kembali dengan alam.
Namun, pentingnya udara bersih untuk kita hirup, terutama bagi penderita asma, tidak hanya selama memperingati Hari Bumi saja.
Hari Bumi pertama dirayakan pada tahun 1970 untuk meningkatkan kesadaran tentang cara bahan bakar fosil mencemari udara dan air.
Baca Juga: Tak Sekadar Iseng, Doodling Ternyata Baik bagi Kesehatan Mental
Dipimpin oleh dua senator, orang Amerika berkumpul untuk memprotes dampak tumpahan minyak, limbah industri, dan polusi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan manusia.
Seperti yang kita ketahui, kualitas udara yang buruk itu dapat menimbulkan konsekuensi yang mengerikan bagi kesehatan penderita asma.
Melansir Healthline, penelitian menunjukkan, polusi udara dapat mempengaruhi perkembangan paru-paru pada anak kecil dan berkontribusi pada peradangan yang terkait dengan asma.
Memahami bagaimana faktor lingkungan termasuk polusi dan perubahan iklim dapat berpengaruh bagi kesehatan, terutama penderita asma, adalah langkah pertama untuk mendapatkan kembali kendali atas udara yang kita hirup.
Mengapa kualitas udara penting?
Ozon adalah salah satu bentuk oksigen reaktif yang dapat merusak paru-paru dan saluran napas saat terhidup.
Sebagian kabut asap terdiri dari ozon dan partikel kecil yang dapat menembus jauh ke dalam paru-paru dan memasuki aliran darah bersama dengan bahan kimia lainnya.
Orang dengan asma sangat berisiko terpapar polusi udara.
Bagi penderita asma, polusi udara dapat memperburuk gejala asma dan memicu serangan asma.
Baca Juga: Mengetahui Perasaan Bisa Melalui 5 Bahasa Tubuh Ini, Simak Yuk!
Sebuah studi pada tahun 2021 menunjukkan, paparan tingkat polusi udara yang lebih tinggi dikaitkan dengan kemungkinan kebutuhan perawatan medis pada anak-anak penderita asma.
Ternyata penderita asma, paparan kabut asap dapat menyebabkan:
- Fungsi paru-paru memburuk.
- Masalah pernapasan yang memburuk atau serangan asma yang lebih sering.
- Peningkatan penggunaan obat-obatan atau layanan medis.
Pengaruh perubahan iklim pada asma
Iklim yang berubah menimbulkan banyak risiko terhadap kualitas udara kita. Suhu yang lebih hangat dapat membantu menciptakan kabut asap dan menyebabkan polusi udara.
Selain itu, cuaca yang lebih hangat dapat memicu gejala asama lainnya termasuk meningkatkan kadar alergen.
Serbuk sari adalah pemicu umum bagi penderita asma dan alergi.
Sebuah penelitian tahun 2019 menemukan bahwa suhu yang lebih tinggi meningkatkan lamanya musim serbuk sari dan jumlahnya di udara.
Baca Juga: Bukan Pakai Pasta Gigi, Ini 5 Cara Aman Mengobati Luka Bakarmu
Ambil kembali udara kita
Bagi penderita asma, penting untuk mengontrol kesehatanmu.
Meskipun tak selalu bisa menghindari pemicu asma, ada baiknya memperhatikan kualitas udara di lingkungan sekitar.
Jika kualitas udara rendah, kita dapat melindungi diri dengan membatasi waktu di luar ruangan dan menutup jendela.
Ini udara kita, dan Hari Bumi bertujuan sebagai pengingat bahwa tugas kita adalah menjaganya. Bukan hanya untuk penderita asma, tetapi kita semua. (*)