Parapuan.co – Semua perempuan tentunya menginginkan kehamilan yang sehat agar bisa melahirkan buah hati dengan selamat.
Sayangnya, dalam beberapa kasus, kehamilan bisa sangat berisiko untuk kesehatan ibu, bayi di dalam kandungan, atau keduanya.
Kehamilan yang berisiko ini membutuhkan pemantauan ekstra dari dokter karena berpotensi menimbulkan komplikasi.
Baca Juga: Tak Banyak Diketahui, Berikut Gejala Dehidrasi saat Masa Kehamilan
Melansir Nakita.id, ada beberapa faktor yang menyebabkan kehamilan berisiko dan komplikasi, di antaranya adalah:
Umur ibu, di mana perempuan hamil berusia di bawah 17 tahun dan di atas 35 tahun sangat berisiko mengalami komplikasi.
Kondisi medis sebelum kehamilan, apakah ibu memiliki penyakit bawaan ataupun masalah pada kehamilan sebelumnya.
Kondisi medis selama kehamilan, yaitu masalah yang baru timbul selama mengandung seperti preeklampsia dan diabetes gestasional.
Masalah terkait kehamilan yang tidak berkaitan dengan kesehatan ibu seperti mengandung bayi kembar, plasenta menutupi leher rahim, atau masalah janin lainya.
Komplikasi yang dapat terjadi pun beragam dan biasanya gejalanya sulit dibedakan dengan gejala kehamilan yang normal.
Seperti yang dikutip dari Kompas.com, berikut adalah daftar komplikasi yang mungkin terjadi pada kehamilan:
Menurut American Pregnancy Association, ada 20 persen kehamilan di antara perempuan sehat yang berakhir dengan keguguran.
Keguguran sendiri merupakan berhentinya kehamilan di usia 20 minggu pertama yang bahkan tidak disadari oleh perempuan hamil.
Baca Juga: Nagita Slavina Akhirnya Hamil Lagi Setelah Sempat Keguguran Usai Pijat, Bolehkah Pijat Saat Hamil?
Sedangkan jika ibu kehilangan kehamilannya pada usia kandungan di atas 20 minggu disebut sebagai lahir mati.
Tekanan darah tinggi atau preeklampsia
Tekanan darah yang melonjak tinggi saat kehamilan dan berisiko menyebabkan komplikasi lainnya disebut sebagai preeklampsia.
Ibu hamil yang menderita preeklampsia sangat berisiko melahirkan bayi secara prematur atau jauh sebelum Hari Perkiraan Lahir (HPL).
Alhasil, buah hati dapat terlahir dengan berat badan rendah yang juga dapat membahayakan kesehatan bayi.
Diabetes gestasional
Diabetes gestasional adalah sebuah kondisi ketika tubuh ibu hamil tidak dapat memproses gula di dalam tubuh secara efektif.
Akibatnya, kadar gula di dalam darah pun berada di atas normal dan berisiko mengalami komplikasi lainnya.
Untuk itu, perlu dilakukan perubahan pada pola makan ibu hamil demi mencegah dan mengontrol kondisi ini.
Baca Juga: Disebut Bisa Turunkan Risiko Diabetes pada Perempuan, Ini Fakta Migrain dan Cara Mengatasinya
Anemia
Anemia merupakan kondisi di mana seseorang kekurangan sel darah merah yang membuatnya terlihat pucat dan mudah merasa lelah.
Biasanya hal ini terjadi pada ibu hamil karena tidak menerima asupan zat besi dan asam folat yang cukup.
Oleh karena itu, ibu hamil yang mengalami anemia biasanya dianjurkan untuk mengonsumsi makanan ataupun suplemen yang mengandung zat besi dan asam folat.
Infeksi
Beberapa infeksi yang terjadi pada ibu hamil bisa menjadi sangat berbahaya baik bagi ibu maupun janinnya.
Adapun beberapa infeksi tersebut disebabkan oleh virus, bakteri, dan parasit yang masuk ke dalam tubuh ibu.
Baca Juga: Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar Ingin Punya Anak Kembar, Kenali Risiko Kehamilannya
Beberapa contoh infeksi yang bisa terjadi adalah infeksi saluran kemih, vaginosis bakteri, sitomegalovirus, virus hepatitis B, toksoplasmosis, infeksi jamur, dan virus zika.
Persalinan prematur
Persalinan prematur terjadi saat usia kandungan kurang dari 37 minggu di saat organ tubuh bayi belum sepenuhnya berkembang.
Penyebabnya pun beragam, bisa jadi karena kondisi kehamilan yang berisiko dan menyebabkan komplikasi hingga kondisi janin itu sendiri.
Supaya risiko komplikasi kehamilan ini tak terjadi, Kawan Puan perlu rutin kontrol dan mengecek kandungan ke dokter.
Ikuti saran dan petunjuk dokter, cukupi asupan nutrisi, banyak istirahat, dan tetap bahagia! (*)