Parapuan.co - Terkadang orang tua memiliki pola didik yang salah pada anak mereka.
Mereka menggunakan kekerasan agar sang anak menjadi patuh.
Namun, hal tersebut adalah cara yang salah dalam mendidik anak.
Mereka mungkin beranggapan bahwa saat dewasa anak-anak akan melupakan kejadian ini.
Nyatanya, anak-anak akan selalu mengingat kejadian tersebut dan tertanam kuat dalam ingatannya.
Baca Juga: Wah, Ternyata Memeluk Anak Bisa Menguatkan Ikatan Hubungan, lo
Hal ini dapat menyebabkan trauma pada anak-anak.
Ada banyak pengalaman berbeda mengenai trauma pada anak.
Trauma masa kecil merupakan peristiwa yang dialami oleh seorang anak yang mengancam kehidupan atau melukai tubuhnya.
Tak hanya itu, trauma juga dapat dipicu oleh suatu kejadian seperti kecelakaan mobil atau bencana alam.
Kejadian tersebut juga dapat mempengaruhi keadaan psikologis anak.
Trauma masa kecil tidak harus terjadi langsung pada anak lo Kawan Puan.
Mereka juga dapat memiliki trauma atas suatu kejadian seperti melihat orang yang dicintainya dianiaya.
Perceraian orang tua juga menimbulkan trauma pada anak, terlebih jika dia diharuskan untuk memilih ayah atau ibunya.
Media pun dapat menimbulkan trauma pada anak.
Saat anak-anak menonton televisi dan terdapat adegan kekerasan mereka akan mengingat adegan tersebut dan membuat mereka ketakutan jika suatu saat mengalaminya.
Banyak anak yang mengalami peristiwa traumatis dan kebanyakan dari mereka merasa tertekan setelah peristiwa tersebut terjadi.
Keadaan ini dikenal dengan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).
Baca Juga: Rayakan Hari Bumi Sedunia, Ini 6 Cara Ajarkan Anak Cinta Lingkungan
Anak-anak yang mengalami PTSD akan selalu mengingat kejadian mengerikan yang pernah mereka alami.
Melansir dari Verywellmind.com, berikut tanda anak-anak mengalami PTSD:
- Mudah marah
- Selalu gelisah
- Depresi
- Sulit mempercayai orang lain
- Takut
- Perasaan Terisolasi
- Perilaku merusak diri sendiri
Beberapa waktu setelah peristiwa traumatis, anak-anak akan menunjukan perubahan pada diri mereka seperti kehilangan minat utuk beraktivitas normal, tidak mau sekolah, dan memiliki ketakutan baru.
Dalam jangka panjang, trauma pada anak dapat mempengaruhi perkembangan otak.
Mereka akan dipenuhi pikiran-pikiran yang tidak seharusnya mereka pikirkan.
(*)