Para pengungsi perempuan yang diberdayakan oleh Tamara kebanyakan berasal dari negara seperti Afganistan, Irak, Iran yang lari dari negaranya dan bersuaka di Indonesia.
Hal yang membuatnya tergerak untuk mengajak para pengungsi, bermula ketika mendengar cerita mereka yang sudah 7 hingga 10 tahun tinggal di Indonesia namun tidak memiliki akses pekerjaan maupun pendidikan.
"Perempuan para pengungsi ini bukan hanya kehilangan mimpinya, namun juga harapan untuk hidupnya," ungkapnya.
Baca Juga: Kisah Seorang Pelaku UMKM dalam Memberdayakan Perempuan Disekitarnya
Terlebih, di lapangan Tamara menemukan mayoritas perempuan para pengungsi ini tidak lagi punya rasa kepercayaan diri, sementara mereka ingin membantu keluarganya dengan bekerja namun mereka tidak bisa bebas mengekspresikan keinginannya.
Latar belakang inilah yang membuat Tamara membuat nama brand tersebut 'Liberty Society', di mana menjadi wadah yang tepat bagi para perempuan untuk bebas bereskpresi.