Bagaimana victim blaming terjadi?
Victim blaming terjadi ketika pihak tertentu menyatakan bahwa kekerasan seksual adalah kesalahan korban.
Terkadang, pelaku atau pihak terkait melakukan ini untuk membantu diri mereka sendiri merasa lebih baik.
Mereka merasa lebih aman jika membayangkan para korban melakukan kesalahan.
Kemudian, mereka meyakinkan diri sendiri bahwa mereka mungkin dapat melindungi dirinya sehingga mereka tidak akan menjadi korban.
Menyalahkan korban membantu pihak tertentu mempertahankan pandangan positif tentang hidup.
Hal tersebut memperkuat gagasan bahwa hal buruk hanya menimpa orang jahat.
Baca Juga: Kekerasan Seksual Tak Pandang Gender, Pria Remaja di Probolinggo Jadi Korban Pemerkosaan
Kenapa korban sering menyalahkan diri sendiri?
Para korban terkadang menyalahkan diri sendiri dengan alasan yang sama seperti orang lain menyalahkan mereka.
Korban ingin percaya bahwa dunia ini adil.
Menyalahkan diri sendiri juga dapat membantu mereka merasa lebih aman dalam beberapa hal.
Terkadang lebih mudah untuk meyakinkan diri sendiri, "Jika saya berpakaian tertutup, hal ini tidak akan pernah terjadi pada saya lagi."
Namun, menyalahkan diri sendiri sangatlah tidak sehat dan merugikan.
Pelecehan seksual tidak pernah menjadi kesalahan korban, melainkan kesalahan pelaku.
Victim blaming membuat korban lebih sulit untuk berani dan melaporkan pelecehan seksual yang dialaminya.
Pada tingkat masyarakat, semakin sedikit jumlah kasus pelecehan seksual yang dilaporkan, maka semakin sedikit juga jumlah predator seksual yang ditangkap.