Jarang Diketahui, Berikut 5 Inovasi yang Mengedepankan Hak Perempuan

Alessandra Langit - Minggu, 25 April 2021
Ilustrasi perempuan
Ilustrasi perempuan Freepik

Parapuan.co - Sedari dulu manusia telah merancang dan menciptakan inovasi besar maupun sederhana.

Inovasi-inovasi tersebut dibuat untuk membantu kehidupan manusia dalam mengembangkan industri atau untuk kehidupan sehari-hari.

Jarang diketahui, beberapa inovasi yang masih kita gunakan sampai hari ini, dibuat untuk mengedepankan hak-hak perempuan.

Baca Juga: Kawan Puan, Ini Dia 10 Tokoh Perempuan Paling Berpengaruh di Twitter

Mulai dari mendukung perempuan untuk ikut bekerja di ladang hingga mendukung hak perempuan akan kebersihan.

Melansir dari UN Women, berikut lima inovasi yang mengedepankan hak perempuan, sehingga membentuk kehidupan lebih baik untuk para perempuan di seluruh dunia!

Hippo Roller

Akses air bersih merupakan kebutuhan penting manusia. 

Manusia membutuhkan air untuk minum, membersihkan diri, memasak, dan banyak lagi. 

Namun saat ini, 2,1 miliar orang atau sekitar 30% dari populasi dunia, tidak memiliki akses ke air bersih yang tersedia di rumah. 

Sayangnya, bagi jutaan perempuan dan anak perempuan yang berada di jantung krisis air, terutama di daerah pedesaan, beban mengambil air menjadi tanggung jawab yang tidak adil bagi mereka. 

Dalam upaya mengurangi kesulitan dan waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan air dalam kondisi pedesaan yang sulit, dua orang Afrika Selatan pada awal 1990-an menemukan Aqua Roller, yang sekarang umumnya dikenal sebagai Hippo roller. 

Hippo roller adalah sebuah wadah drum berbentuk tong portabel yang bisa berguling di tanah. 

Hippo roller dapat membawa air hingga lima kali lebih banyak daripada satu ember. 

Hingga saat ini, penemuan tersebut telah mengubah kehidupan setengah juta orang di lebih dari 20 negara. 

Sepeda

Sepeda adalah sebuah simbol dari "kebebasan perempuan yang tidak terhalang" seperti yang dikatakan aktivis hak perempuan asal Amerika, Susan B. Anthony.

Sepeda memberi perempuan kebebasan untuk bergerak, menantang stereotip seputar kekuatan fisik, dan mengubah kode pakaian.

Bertepatan dengan gelombang pertama feminisme, penemuan sepeda modern, seperti yang kita kenal sekarang, oleh seorang insinyur Inggris pada tahun 1880-an muncul sebagai alternatif dari kendaraan untuk perempuan. 

Di beberapa wilayah dunia pada saat itu, perempuan dapat bergerak bebas tanpa harus bergantung pada pendamping, kereta, atau menunggang kuda. 

Tentu saja, sepeda untuk perempuan memantik beberapa komentar seperti perempuan diperingatkan bahwa mengendarai sepeda adalah sesuatu yang tidak bermoral.

Saat mitos liar beredar dan sepeda menjadi populer, perempuan tidak takut dan mundur. 

Perempuan dan reformis Victoria sama-sama mengenakan pakaian yang lebih rasional dan pakaian dalam yang lebih longgar untuk mengendarai sepeda. 

Annie Londonderry, seorang imigran Latvia ke Amerika Serikat, menjadi perempuan pertama yang bersepeda ke seluruh dunia dari tahun 1894 hingga 1895. 

Baca Juga: Perempuan yang Tidak Membutuhkan Validasi Sosial Itu Seksi, Kok Bisa?

Internet

Serupa dengan munculnya mesin percetakan, radio, televisi, dan telepon, internet telah mengubah cara perempuan menjalani hidup. 

Baik melalui situs web, media sosial, atau pesan instan, internet telah membuka jalan bagi banyak hal.

Baik itu aktivisme online, pembangunan komunitas, peluang karier dan pembelajaran, peningkatan kesadaran, hingga keterlibatan seputar masalah hak-hak perempuan.

Internet juga memungkinkan perempuan untuk mendirikan bisnis, kampanye politik, dan lebih banyak lagi.

Dari #MeToo hingga #TimesUp, gerakan di internet telah mengekspos ketidaksetaraan gender dan kekerasan terhadap perempuan, serta menekan pejabat publik dan swasta untuk melakukan perubahan.

Pembalut

Bagaimana jika kita harus menggunakan wol, lumut, kulit binatang, kain bekas, dan koran untuk pembalut saat menstruasi? 

Baru seabad yang lalu perawat di Prancis menciptakan pembalut sekali pakai pertama, yang kebetulan berfungsi untuk mengontrol perdarahan yang berlebihan di antara tentara laki-laki.

Namun saat ini, pembalut masih berada di luar jangkauan jutaan perempuan dan anak perempuan yang hidup dalam kemiskinan. 

Selain akses, menstruasi masih tetap menjadi topik yang tabu. 

Stigma dan diskriminasi seputar menstruasi membuat perempuan dan anak perempuan di beberapa negara tidak dapat memasuki ruang fisik, seperti rumah, sekolah, tempat kerja, atau tempat ibadah.

Baca Juga: Selain 'Kartini', Ini 5 Film Inspiratif tentang Perempuan yang Wajib Ditonton!

Celana untuk perempuan

Dari topi merah muda hingga celana, pakaian perempuan memiliki kekuatan untuk menantang stereotip, mengubah gagasan tentang identitas gender, serta melambangkan perlawanan dan kekuasaan. 

Evolusi celana adalah contoh yang menarik tentang bagaimana fashion, feminisme, dan seksisme terkait erat. 

Saat dunia kerja berubah bagi perempuan, desainer Prancis, Coco Chanel, mengguncang dunia mode dengan menciptakan tren celana untuk perempuan.

Bagi jutaan perempuan dalam kemiskinan yang bekerja di ladang atau pabrik saat ini, mengenakan pakaian yang lebih longgar merupakan kebutuhan untuk mereka bergerak, mencari nafkah.

Kawan Puan, kita sekarang menikmati hasil inovasi yang bermanfaat dan mendukung hak-hak kita sebagai perempuan.

Semoga ke depannya, lebih banyak inovasi baru yang mendukung hak perempuan. (*)

Sumber: UN Women
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania


REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru