Parapuan.co - Kabar kurang menyenangkan datang dari YouTuber nomor satu di Indonesia, Atta Halilintar.
Atta dan sang istri Aurel Hermansyah belum lama ini pulang dari berbulan madu.
Setelah menikah pada 3 April 2021 lalu, pasangan ini langsung berbulan madu ke Bali selama kurang lebih satu minggu.
Belum lama pulang dari Bali, Atta justru membagikan kabar buruk soal kondisi kesehatannya.
Baca Juga: Pandemi Bikin Gemar Nabung, Investasi dari Investor Lokal di Indonesia Meningkat
Lewat unggahan di Instagram pribadinya, Atta membagikan potret dirinya sedang terbaring lemah di kasur dikelilingi 3 orang tenaga medis dengan APD lengkap.
Melalui keterangannya, anak pertama dari 11 bersaudara ini ternyata kembali terinfeksi Covid-19.
Ini jadi kali kedua Atta dinyatakan positif Covid-19. Sebelumnya, ia juga sudah pernah terinfeksi pada 2020 lalu.
"YA ALLAH (emoji):( Shock!! aku Positif C0V1D-19 lagi untuk kedua kalinya..
setelah swab test untuk besok Kerja terbang ke solo.. ternyata hasilnya positif..
Dari kemarin istriku yang anget badannya dan bindeng sangkaku istri ku yang positif.. ternyata aku...
istriku juga lagi proses dibilang dokter tidak boleh kemana mana dulu sampe dilihat perkembangan 5 hari kedepan..
dikarenakan tidur tiap hari sama aku..," terang Atta Halilintar.
View this post on Instagram
Baca Juga: Satgas Covid-19 Perketat Larangan Mudik Mulai 22 April hingga 24 Mei 2021, Begini Aturannya
Atta pun sempat mengira sang istri yang kembali positif Covid-19 karena justru Aurel yang menunjukkan gejala.
Namun, setelah dites Aurel menunjukkan hasil negatif tetapi masih harus dilakukan observasi.
Karenanya Atta pun harus menjalani isolasi mandiri, yang sudah dilakukannya sejak Kamis (22/4/2021) kemarin.
Tak hanya Atta, belakangan banyak beredar kabar bahwa beberapa selebriti lain juga terkena infeksi ulang Covid-19.
Diantaranya ada Ananda Omesh, Maia Estianty, hingga stand up comedian Kiki Saputri.
Lalu mengapa bisa seseorang yang sudah pernah positif Covid-19 justru kembali terinfeksi?
Mengutip dari Kompas.com, fenomena infeksi Covid-19 berulang ini biasa disebut dengan reinfeksi.
Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Erlang Samoedro, menjelaskan infeksi ulang Covid-19 merupakan kondisi seseorang kembali terserang setelah dinyatakan negatif.
"Reinfeksi berarti gejala dan hasil labnya sudah negatif, kemudian terkena lagi setelah episode pertama selesai," ujar Erlang seperti dikutip dari Kompas.com.
Menurutnya, gejala yang dialami orang kembali mengalami infeksi virus corona sebagian besar sama dengan gejala infeksi sebelumnya.
Misalnya, mengalami gejala demam, batuk, sesak napas, dan flu.
Termasuk juga tingkatan gejala tersebut, mulai dari gejala ringan hingga berat.
Reinfeksi memang bisa terjadi karena cirus corona bisa berubah dan kemudian berpengaruh pada gen dari virus yang akan menyerang sel tubuh.
Nah, perubahan dari sel itu lah yang membuat virus bisa menghindari antibodi.
Sehingga seseorang bisa terinfeksi Covid-19 secara berulang, terutama pada individu yang memilki respons kekebalan tubuh yang lemah.
Ahli Biologi Molekuker, Andi Utomo menjelaskan bahwa jumlah antibodi yang dimiliki penyintas Covid-19 sebenarnya bergantung pada tingkat keparahan gejala.
Termasuk juga dengan durasi lamanya terpapar virus corona tersebut.
Semakin lama durasi terpapar Covid-19, maka antibodi yang dihasilkan akan semakin banyak, begitu pun sebaliknya.
"Semakin berat gejala yang dialami ketika terkena infeksi, maka antibodi yang terbentuk pun akan semakin banyak. Sebaliknya, semakin ringan gejalanya kemungkinan antibodi yang terbentuk akan jauh lebih sedikit dibandign pasien dengan gejala berat," ungkap Ahmad ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (14/4/2021).
Baca Juga: Nadya Mustika Melahirkan Saat Positif Covid-19, Begini Kondisi Anak Pertama Rizki DA
Akan tetapi, antibodi yang terbentuk pada seseorang yang kembali positif Covid-19 atau terkena reinfeksi ini juga akan berebda.
Menurut Ahmad, antibodi yang terbentuk pada orang yang terkena reinfeksi bergantung pada kemampuan masing-masing individu dalam memberi respons kekebalan tubuh tersebut. (*)