Reinfeksi memang bisa terjadi karena cirus corona bisa berubah dan kemudian berpengaruh pada gen dari virus yang akan menyerang sel tubuh.
Nah, perubahan dari sel itu lah yang membuat virus bisa menghindari antibodi.
Sehingga seseorang bisa terinfeksi Covid-19 secara berulang, terutama pada individu yang memilki respons kekebalan tubuh yang lemah.
Ahli Biologi Molekuker, Andi Utomo menjelaskan bahwa jumlah antibodi yang dimiliki penyintas Covid-19 sebenarnya bergantung pada tingkat keparahan gejala.
Termasuk juga dengan durasi lamanya terpapar virus corona tersebut.
Semakin lama durasi terpapar Covid-19, maka antibodi yang dihasilkan akan semakin banyak, begitu pun sebaliknya.
"Semakin berat gejala yang dialami ketika terkena infeksi, maka antibodi yang terbentuk pun akan semakin banyak. Sebaliknya, semakin ringan gejalanya kemungkinan antibodi yang terbentuk akan jauh lebih sedikit dibandign pasien dengan gejala berat," ungkap Ahmad ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (14/4/2021).
Akan tetapi, antibodi yang terbentuk pada seseorang yang kembali positif Covid-19 atau terkena reinfeksi ini juga akan berebda.