Untuk motifnya sendiri, kali ini terinspirasi dari batik motif Kawung dan Tuntrum.
“Pemilihan motif kawung sendiri lebih kepada motifnya yang menurut kami sangat modern. Motif berulang-ulang yang kecil-kecil sangat cocok dipakai untuk produk-produk berukuran kecil,” papar Nancy Margried, co-founder Batik Fractal, saat diwawancarai PARAPUAN.
Motif lainnya adalah corak truntum yang menginspirasi corak bintang, sebagai ornamen batik klasik yang hanya dikenakan oleh para ratu dan putri di Keraton Jawa.
Motif ini melambangkan cinta dan pertumbuhan, polanya menampilkan tata letak yang bagus dalam desain dan produk modern.
Pada produk home decor ini, truntum didesain ulang menjadi motif yang besar-besar menyerupai bintang.
Baca Juga: Bukan Cuma Batik, Ini Dia 5 Pilihan Pakaian ke Pesta Pernikahan yang Bisa Kamu Coba
Motif tradisional dengan sentuhan modern yang dihadirkan Batik Fractal Home Décor ini akan membuat tampilan interior di rumah lebih hangat saat merayakan Hari Raya Idulfitri bersama keluarga.
“Khusus untuk koleksi saat ini, kami ingin mengeksplorasi pemanfaatan berbagai macam jenis kain untuk produk batik ini,” jelas Nancy lagi.
Batik Fractal memakai tiga jenis kain yang umum ada di Indonesia, yaitu kain mori batik, kain blacu dan kain tenun gedogan dari Pekalongan.
Menariknya, produksi home décor ini dilakukan oleh perajin-perajin di Pekalongan.
Sementara untuk bagian akhir produk, seperti jahit, rajun, aksen jahit tangan dan tasel, dikerjakan oleh kelompok rajut ibu-ibu dari Desa Tanjung Pendam, Kabupaten Belitung.(*)