Penelitian menunjukkan bahwa rasa sakit emosional akibat pelecehan verbal dapat menghantui seseorang sepanjang hidup mereka.
Hal yang lebih buruk adalah bahwa hanya dengan mengingat kejadiannya, dapat membuat kita merasakan kembali seluruh sakitnya.
Merusak kepercayaan diri dan kondisi mental seumur hidup
Jika kamu pernah berada dalam hubungan yang penuh kekerasan atau pernah mengalami kekerasan verbal sebagai seorang anak, kamu akan tahu bahwa traumanya tidak pernah meninggalkanmu.
Pengalaman seperti ini cenderung merusak harga diri dan kepercayaan diri seseorang.
Korban kehilangan semua rasa bangga dan cenderung membayangkan dirinya kurang berharga.
Baca Juga: Kekerasan Berbasis Gender Online Meningkat Selama Pandemi, Ini Dampaknya Bagi Penyintas
Tidak ada dukungan dari orang lain
Kekerasan fisik biasanya meninggalkan bekas fisik.
Bayangkan sebuah situasi ketika kamu dipukuli di jalan, ada kemungkinan besar orang yang lewat akan berhenti dan turun tangan untuk menghentikan pemukulan, dan bersimpati kepadamu.
Tetapi skenario ini hampir tidak terpikirkan jika seseorang melecehkanmu secara verbal.
Bahkan penelitian menunjukkan bahwa meskipun orang bersimpati dengan rasa sakit fisik kita, mereka hampir selalu meremehkan penderitaan emosionalnya.
Dapat memicu eating disorder
Kekerasan emosional dapat menyebabkan penurunan keyakinan seseorang.
Perasaan tidak mampu dan tidak dicintai juga bisa saja muncul.
Hal tersebut dapat menyebabkan perilaku kacau dan impulsif, yang sering dikaitkan dengan eating disorder.