Parapuan.co - Kawan Puan, apakah kalian merasa selalu terburu-buru?
Selalu terburu-buru untuk menyelesaikan berbagai macam tugas yang diberikan padamu hingga kamu jadi kehilangan kesabaran.
Jika kamu selalu merasa terburu-buru setiap waktu, bisa jadi kamu mengalami 'hurry sickness'.
Baca Juga: Alami Stres? Jangan Sedih, Ini 5 Tips yang Dapat Membantu Redakannya
Apa itu hurry sickness?
Melansir Huffpost, hurry sickness adalah pola perilaku di mana seseorang merasa cemas atas rasa urgensi yang terus menerus, bahkan ketika sesuatu tidak harus bergerak terlau cepat.
Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli jantung bernama Meyer Friedman dan Ray Rosenman pada tahun 1974 dalam buku mereka yang berjudul "Type A Behavior And Your Heart".
Dalam buku mereka, sebagaimana yang dikutip dari Huffpost pada (26/4/21), mereka berpendapat bahwa orang dengan kepribadian Tipe A lebih rentan terhadap masalah jantung.
Ternyata, istilah "hurry sickness" adalah komponen dari kompleks kepribadian Tipe A yang lebih luas, menurut John Schaubroeck , ketua dan profesor manajemen di Fakultas Bisnis Robert J. Trulaske Sr. Universitas Missouri.
"Jika seseorang terburu-buru, ia juga sangat mungkin terdorong untuk mencapai hasil yang kecil dalam jangka pendek, menjadi kompetitif, dan tidak sabar dengan orang lain," kata Robert.
Tanda Hurry Sickness
Lantas, seperti apa orang yang mengalami hurry sickness itu? Berikut adalah 6 tanda hurry sickness.
Baca Juga: Segalanya Harus Tepat, Ketahui 5 Tanda Kamu Terlalu Perfeksionis
1. Memperlakukan Berbagai Hal Layaknya Perlombaan
Beberapa situasi terkadang mengharuskan kita untuk bergerak cepat, seperti memenuhi tenggat waktu pekerjaan penting.
Namun, jika mengalami hurry sickness, kamu kesulitan membedakan kapan harus cepat dan kapan harus santai.
"Jika kamu mendapati diri kamu memperlakukan tugas-tugas kecil sehari-hari seperti berbelanja, makan, atau mengemudi sebagai perlombaan, dan penundaan apa pun menyebabkan perasaan cemas, kamu mungkin berurusan dengan penyakit yang terburu-buru," kata Lee Chambers , seorang psikolog lingkungan dan konsultan kesejahteraan yang berbasis di Inggris.
2. Tak Dapat Melakukan Satu Tugas dalam Satu Waktu
Kamu merasa tidak mungkin melakukan satu tugas dalam satu waktu.
Saat kamu berurusan dengan hurry sickness, multitasking adalah sesuatu yang sering kamu lakukan.
Kamu merasa tak nyaman saat melakukan satu tugas saja dan selalu memanfaatkan waktu agar tidak kosong.
"Kamu akan mencoba mencari tahu apa lagi yang bisa kamu lakukan disela-sela menunggu makan siang yang sedang dihangatkan di microwave atau menyikat gigi misalnya," kata Richard Jolly, seorang konsultan organisasi dan profesor tambahan di Sekolah Manajemen Kellogg Universitas Northwestern.
Baca Juga: Waspada! Berikut Ini Tanda-tanda Kamu Terlalu Keras pada Diri Sendiri
3. Tak Menyukai Penundaan
Mengantre di bank, duduk di ruang tunggu janji dengan dokter, atau terjebak kemacetan adalah hal yang membuat darahmu mendidih.
“Kamu menjadi cemas dan frustrasi dalam kemacetan bahkan jika kamu tidak perlu tiba di tempat tujuan pada waktu tertentu,” kata Robert.
Kamu akan melakukan apa saja untuk menghindari membuang-buang waktu.
Selain itu, kamu juga cemas ketika harus menunggu sesuatu.
4. Selalu Merasa Tertinggal
Kamu selalu merasa tak memiliki cukup waktu dalam sehari untuk menyelesaikan apa yang perlu dilakukan.
Kamu tak pernah peduli seberapa banyak hal yang sudah kamu selesaikan.
Akibatnya, kamu selalu merasa seperti mengejar ketertinggalan setiap saat.
Baca Juga: Belajar Menerima Ketidaksempurnaan Diri dari Seni Kintsugi Asal Jepang
5. Terobsesi Akan Daftar Tugas
Kamu selalu merasa puas saat menyelesaikan tugas dan mencontreng daftar tugasmu. Akan tetapi, itu tidak bertahan lama.
Kamu akan dengan cepat beralih ke hal selanjutnya.
Padahal, melakukan berbagai hal dengan serba cepat ini tak selalu membuatmu lebih produktif, lho.
Sebaliknya malah membuatmu rentan terhadap kesalahan.
"[Hurry sickness] muncul sebagai kesadaran yang berlebihan tentang apa yang perlu kamu lakukan, [dan] terus-menerus bermain-main di kepala kamu," kata Lee. (*)