Parapuan.co - Perceraian merupakan hal yang tidak pernah kamu inginkan dalam pernikahan.
Namun bagaimana jika kamu menjalani rumah tangga yang penuh dengan kekerasan.
Saat kamu mengalami kekerasan dalam rumah tangga, perceraian adalah jalan terbaik yang bisa kamu lakukan.
Meski kamu beranggapan jika pasangan akan berubah lebih baik.
Keadaan itu belum tentu sepenuhnya akan terjadi.
Jika pasanganmu selalu melakukan kekerasan untuk melampiaskan emosinya akan lebih baik jika kamu segera mengakhiri hubungan.
Terlebih jika kamu memiliki anak yang berusia 3 hingga 5 tahun.
Baca Juga: Si Kecil Sering Bertengkar dengan Saudara? Ini 4 Cara Mengatasinya
Mereka akan mengingat kejadian tragis yang dialami orang tuanya.
Kekerasan dan perceraian menjadi hal yang berkaitan.
Anak-anak akan mengalami trauma dengan dua hal tersebut.
Trauma yang dimiliki anak-anak dapat berlangsung dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Trauma pada anak tidak selalu dengan hal yang terjadi langsung padanya.
Menyaksikan kekerasan yang dialami orang yang dicintai juga dapat menimbulkan trauma pada anak-anak.
Mereka akan selalu mengingat peristiwa tragis tersebut.
Ini dapat menyebabkan mereka merasa stres bahkan depresi.
Di masa yang akan datang, anak-anak mungkin akan mengalami trauma pernikahan.
Mereka akan takut jika hal yang sama terjadi pada rumah tangga mereka kelak.
Anak-anak yang masih berusia 3 hingga 5 tahun belum mamahami makna perceraian, tapi mereka akan memengingat persitiwa tersebut.
Baca Juga: Tak Melulu dari Orang Tua, Balita Juga Mengajarkan Kita Arti Kehidupan
Anak-anak akan terus menerus menyalahkan mereka atas peristiwa tersebut.
Trauma peristiwa percerian dapat menimbulkan emosi yang membingungkan bagi anak-anak.
Ini menyebabkan mereka mengisolasi diri untuk mengatakan apa yang mereka rasakan.
Apa yang Harus Dilakukan?
Melansir dari Healthline.com, untuk meringankan dampak negatif perceraian di anak usia 3 hingga 5 tahun kamu dan pasangan harus menjaga perilaku di depan anak.
Berlakulah seramah dan selembut mungkin di depan mereka.
Minimalkan perkelahian antara kamu dan pasangan.
Tak hanya perkelahian secara fisik namun kamu juga perlu menjaga perkataanmu dengan pasangan saat di depan anak.
Baca Juga: 4 Kebiasaan Toxic Orang Tua Ini Bisa Berdampak Negatif pada Anak
Berhentilah berkata kasar dan mengolok-olok satu sama lain.
Jika ada hal yang ingin kamu selesaikan, maka lakukanlah saat anak tidak berada di rumah.
Meskipun anak tertidur, mereka masih bisa terbangun dan mendengarkan pertengkaran kalian.
Dengan begitu, anak tidak akan memiliki trauma pada perceraian dan kekerasan. (*)