Selain itu, penderita juga memiliki rasa ragu pada diri sendiri dan tentunya hal ini akan memengaruhi aspek kehidupannya, yakni:
1. Performa kerja
Penderita syndrome impostor merasa ketakutan kalau rekan kerja dan pimpinan mengharapkan lebih dari apa yang bisa dikelola diri sendiri.
Mereka berpikir kalau dirinya tidak bisa memenuhi ekspektasi rekan kerjanya.
Ketakutan akan ketidakberhasilan ini dapat menyebabkan seseorang menahan diri untuk berprestasi lebih.
Hal ini bersamaan dengan ketakutan mereka kalau saja melakukan kesalahan saat bekerja, alhasil performa kerja pun menjadi tak maksimal.
Baca Juga: Imposter Syndrome, Gangguan Psikologis yang Tak Puas pada Diri Sendiri
2. Tingkat tanggung jawab
Orang dengan sindrom impostor mungkin sangat fokus pada tugas-tugas yang ada saja, mereka tak berani mengambil tugas tambahan yang dapat membuktikan kemampuan mereka
Mereka mungkin menghindari mengambil tugas tambahan karena takut akan mengganggu atau membahayakan kualitas tugas yang lain.
3. Meragukan diri sendiri
Bagi penderita sindrom imposter, kesuksesan justru bisa menjadi suatu hal yang diragukan.
Mereka ini tak percaya atas pencapaian yang telah diraih.
Alih-alih merayakan pencapaiannya, orang tersebut malah ketakutan kalau ada pihak lain yang menemukan kemampuan asli si pengidap sindrom impostor.