Imposter Syndrome Bisa Mempengaruhi Kehidupan, Ini Penjelasan Logisnya

Anna Maria Anggita - Rabu, 5 Mei 2021
Impostor Syndrome
Impostor Syndrome https://blog.bananatag.com/

Parapuan - Kawan Puan kalau kamu pernah bermain Among Us tentu pernah kan mendengar dan melihat istilah impostor?

Kalau impostor dalam permainan tersebut adalah penipu yang bertugas mengacau dan membunuh karakter lain secara diam-diam.

Baca Juga: Langkah Awal Mendukung Mereka yang Tengah Mengalami Imposter Syndrome

Akan tetapi, ternyata dalam dunia psikologi juga ada yang namanya impostor syndrome yang berbeda dari dunia permainan.

Memang secara sekilas impostor syndrome dan impostor di Among Us itu sama-sama penipu, hanya saja memiliki makna berbeda.

Dilansir dari Medical News Today, impostor syndrome merupakan sindrom yang bisa dialami oleh siapa pun.

Hanya saja, sindrom ini sering dialami oleh seseorang yang berprestasi.

Di mana menurut mereka prestasi yang telah diraih adalah bentuk penipuan dan pencapaian mereka merupakan hal yang tidak disengaja.

Sindrom impostor ini pertama kali dijelaskan oleh Pauline Rose Clance & Suzanne Imes dalam tulisan yang berjudul The Imposter Phenomenon in High Achieving Women: Dynamics and Therapeutic Intervention pada 1978.

Dijelaskan bahwa orang yang mengalami impostor syndrome biasanya hanya dalam waktu yang singkat.

Misalnya, saat berada di lingkungan sekolah atau kerja yang baru.

Akan tetapi, adapun orang yang megalami sindrom impostor dalam waktu yang lama, bahkan hingga seumur hidup.

Di samping itu ada pun gejala yang dialami para penderita imposter syndrome, diantaranya:

  • merasa menjadi penipu
  • takut ketahuan
  • kesulitan menginternalisasi kesuksesan mereka

Selain itu, penderita juga memiliki rasa ragu pada diri sendiri dan tentunya hal ini akan memengaruhi aspek kehidupannya, yakni:

1. Performa kerja

Penderita syndrome impostor merasa ketakutan kalau rekan kerja dan pimpinan mengharapkan lebih dari apa yang bisa dikelola diri sendiri.

Mereka berpikir kalau dirinya tidak bisa memenuhi ekspektasi rekan kerjanya.

Ketakutan akan ketidakberhasilan ini dapat menyebabkan seseorang menahan diri untuk berprestasi lebih.

Hal ini bersamaan dengan ketakutan mereka kalau saja melakukan kesalahan saat bekerja, alhasil performa kerja pun menjadi tak maksimal.

Baca Juga: Imposter Syndrome, Gangguan Psikologis yang Tak Puas pada Diri Sendiri

2. Tingkat tanggung jawab

Orang dengan sindrom impostor mungkin sangat fokus pada tugas-tugas yang ada saja, mereka tak berani mengambil tugas tambahan yang dapat membuktikan kemampuan mereka

Mereka mungkin menghindari mengambil tugas tambahan karena takut akan mengganggu atau membahayakan kualitas tugas yang lain.

3. Meragukan diri sendiri

Bagi penderita sindrom imposter, kesuksesan justru bisa menjadi suatu hal yang diragukan.

Mereka ini tak percaya atas pencapaian yang telah diraih.

Alih-alih merayakan pencapaiannya, orang tersebut malah ketakutan kalau ada pihak lain yang menemukan kemampuan asli si pengidap sindrom impostor.

4. Mengaitkan kesuksesan dengan faktor luar

 

Individu dengan sindrom penipu menyangkal kompetensi mereka. Mereka mungkin merasa bahwa mereka sukses karena ada faktor dari luar.

Bahkan mereka menyangka kalau kesuksesan hanyalah suatu kebetulan.

Baca Juga: Kenali Penyebab Munculnya Imposter Syndrome dan Cara Mengatasinya

5. Ketidakpuasan dan kelelahan dalam bekerja

Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin tidak merasa cukup tertantang dalam pekerjaannya, tetapi takut akan kegagalan yang mampu menghentikan mereka dari promosi pekerjaan.

Selain merasa tak mampu, penderita sindrom impostor juga merasakan kelelahan.

Dalam studi pada 2014 yang berjudul Fear of Being Exposed: The Trait-Relatedness of the Impostor Phenomenon and its Relevance in the Work Context menunjukkan bahwa orang dengan sindrom impostor cenderung tetap pada posisinya karena mereka tidak percaya bahwa mereka dapat berbuat lebih baik. 

Orang tersebut mungkin meremehkan keterampilan mereka atau gagal mengenali bagaimana kemampuan mereka ini sangat bermanfaat.

6. Menghindari promosi pekerjaan

Keterampilan dan kemampuan diri yang diragukan dapat membuat mereka yang menderita sindrom impostor tak mengetahui nilai dalam diri.

Bahkan, mereka mungkin menghindari promosi atau kenaikan gaji karena mereka tidak percaya bahwa mereka pantas mendapatkannya.

Baca Juga: Kenali 5 Jenis Imposter Syndrome yang Ragukan Kemampuan Diri Sendiri

7. Dampak bagi kesehatan mental

Rasa takut karena tidak cukup baik dalam berbagai hal dapat menyebabkan komplikasi kesehatan mental.

 Dan dalam beberapa kasus, orang dengan impostor syndrome mengalami: 

  • kegelisahan
  • takut menjadi penipu
  • depresi
  • frustrasi
  • kurangnya kepercayaan diri
  • malu

Namun, para ahli tidak menganggap sindrom penipu sebagai kondisi kesehatan mental hanya saja bisa berdampak ke arah sana. (*) 

 

 



REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja