Komunitas Nakes Perempuan India Sebut Pemerintah Gagal Lindungi Mereka dari Covid-19

Arintha Widya - Rabu, 5 Mei 2021
Tenaga Kesehatan Perempuan di India
Tenaga Kesehatan Perempuan di India Hindustan Times-Getty Image

Parapuan.co - Kisah mengharukan datang dari salah seorang tenaga kesehatan India yang meninggal karena adanya peningkatan kasus Covid-19 beberapa pekan terakhir.

Ia adalah Lakshmi Kuril, anggota petugas kesehatan di negara bagian Maharashtra, India Barat.

Mengutip Time, suami Lakshmi yakni Dinesh Kuril mengisahkan bahwa istrinya telah mengabdikan diri merawat pasien Covid-19 di Maharashtra.

Belakangan, sang istri kurang sehat dan disebut stres dan kelelahan dengan pekerjaannya.

Suatu hari ketika mengerjakan pekerjaan rumah, tiba-tiba Lakshmi pingsan, dan Dinesh pun langsung membawanya ke rumah sakit.

Baca Juga: Tidak Hanya India, Negara Berikut Juga Alami Lonjakan Kasus Covid-19

Di rumah sakit terdekat dari rumahnya, Dinesh menyebut istrinya ditolak masuk karena ketiadaan kamar.

Akan tetapi, ia menyadari satu hal, bahwa para dokter nyaris tidak melirik ke arahnya dan sang istri yang sekarat.

Dinesh kemudian membawa sang istri ke rumah sakit lain yang jaraknya cukup jauh.

Dokter di sana mengatakan, Dinesh datang terlambat sehingga istrinya tidak bisa diselamatkan.

"Aku sangat marah, tidak berdaya. Istriku mengorbankan hidupnya bekerja untuk pemerintah yang tidak peduli padanya sebagai manusia," kata Dinesh kepada Time.

Baca Juga: Update Kasus Covid India: Gerbong Kereta dan Stadion Dirombak Jadi Rumah Sakit Darurat

Pemerintah Dinilai Gagal Lindungi Nakes

Pasca terjadinya gelombang baru kasus infeksi Covid-19 di India, komunitas petugas kesehatan mengaku merasa ditinggalkan oleh pemerintah.

Lakshmi Kuril sendiri adalah salah satu dari anggota ASHA (Accredited Social Health Activist), komunitas tenaga kesehatan yang cukup terkenal di India.

Ia merupakan satu dari 1 juta nakes perempuan yang melayani masyarakat terdampak Covid-19 di daerah-daerah terpencil.

Tak heran jika kematiannya menarik simpati dari banyak pihak, khususnya sesama tenaga kesehatan, mulai dari dokter sampai perawat.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di India Kian Memburuk, Negara Berikut Ketatkan Lockdown

Kematiannya seolah menjadi peringatan untuk pemerintah agar mulai memedulikan nasib nakes, mengingat mereka pernah menyebut petugas kesehatan sebagai garda terdepan.

"Mereka mengatakan kami adalah pekerja garis depan dan itu harus dirayakan," tutur rekan Lakshmi di ASHA, Archana Ghugare.

"Rasanya tidak enak diperlakukan seperti ini, seolah kami tidak penting, hidup kami tidak penting," terangnya.

Sementara itu, data pemerintah India sejak September 2020 lalu menyebutkan 18 anggota ASHA dilaporkan tewas karena melawan Covid-19.

Melihat lonjakan kasus beberapa pekan terakhir, belum lagi bisa dipastikan berapa nakes yang meninggal dunia karena terinfeksi atau kelelahan.

Baca Juga: Deepika Padukone Soroti Pentingnya Kesehatan Mental di Masa Krisis Covid-19 India

Walau demikian, Amita Gupta selaku wakil direktur Pusat Pendidikan Kesehatan Global Klinis Universitas Johns Hopkins mengatakan, risikonya sangat jelas.

Amita menuturkan, berkurangnya tenaga kesehatan ASHA di wilayah terpencil membuat risiko penularan dan kematian di sana semakin besar.

"ASHA sangat penting untuk vaksinasi dan karantina di daerah pedesaan," kata Amita.

"Membuat mereka terinfeksi akan meninggalkan celah yang sangat besar untuk dapat merespons secara efektif di daerah pedesaan," pungkasnya.

(*)

 

Sumber: Time
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja