Peneliti menemukan bahwa perempuan dengan tingkat ftalat yang lebih tinggi dalam urin mereka lebih mungkin memenuhi kriteria untuk PPD.
Namun, hanya 12 dari 139 perempuan yang diteliti, atau kurang dari 9%, yang memenuhi kriteria depresi pascapersalinan yang didiagnosis.
Sementara perkiraan prevalensinya secara nasional berkisar dari 10-25%.
Mereka dengan PPD cenderung lebih tua, lajang, dan mengalami gejala depresi selama kehamilan.
Peneliti juga menemukan bahwa paparan bahan kimia yang lebih tinggi dikaitkan dengan progesteron yang lebih rendah.
Itu mempengaruhi menstruasi dan perubahan suasana hati.
Temuan ini sejalan dengan hipotesis bahwa bahan kimia yang mengganggu endokrin mendorong pergeseran hormonal dan dapat mempengaruhi PPD.
Peneliti mengatakan, menghindari kemasan makanan, plastik, dan kosmetik selama kehamilan bisa menjadi cara yang lebih mudah untuk mengurangi risiko depresi pascapersalinan daripada mengubah kecenderungan genetik atau status sosial ekonominya.(*)
Baca Juga: Penting Buat Calon Ibu, Ini Penyebab Sakit Kepala Selama Kehamilan