Ternyata, Berbagi Hampers saat Lebaran Sudah Dilakukan Sejak Dulu, Lo!

Firdhayanti - Minggu, 9 Mei 2021
Hampers, bingkisan yang biasanya berisi makanan ini kerap diberikan pada keluarga dan kerabat menjelang lebaran.
Hampers, bingkisan yang biasanya berisi makanan ini kerap diberikan pada keluarga dan kerabat menjelang lebaran. Photo by Dmitry Mashkin on Unsplash

2. Tradisi Ngejot di Bali 

Di Bali, tradisi memberi makanan mendekati Lebaran dinamakan ngejot. 

Tradisi ngejot ini sudah ada sejak zaman dahulu lho, Kawan Puan. 

Tradisi ngejot telah dilakukan sejak zaman dahulu bagi umat Islam oleh para leluhurnya.

Ngejot dilakukan sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada sesama saudara dalam memupuk kebersamaan yang dikenal dengan nama ‘menyambraya’.

“(Tradisi ngejot) jadi simbol kerukunan antar umat beragama sehingga tetap mesra dan harmonis, serta pembelajaran kepada anak-anak di usia dini untuk selalu meningkatkan pemahaman tentang kerukunan umat beragama sebagai bentuk penerapan dari Bhinneka Tunggal Ika,” tutur Wira.

Baca Juga: Asal Mula Opor Ayam, Perpaduan Masakan Khas Kari India Sejak Abad ke-16

3. Ater-ater di Jawa 

Dalam masyarakat Jawa, tradisi mengirim makanan menjelang Lebaran disebut dengan ater-ater. 

Tradisi ater-ater ini sudah ada sejak masa Jawa Kuno, lo. Sejak abad ke-IX telah dikenal istilah ‘ater-ater’ yang terbukti dengan penyebutannya dalam kakawin Ramayana, Sutasoma.

Istilah ini kemudian sering kali dikombinasikan dengan kata ‘panganan (pasugatan, bojana)’ dan menjadi ‘ater-ater panganan’.

Istilah tersebut merujuk pada aktivitas mengantarkan atau membawa makanan dari seseorang atau suatu keluarga ke orang atau keluarga lainnya pada waktu khusus dengan maksud tertentu.

Wah, ternyata tradisi memberi hampers atau makanan ini tak jauh dari budaya Indonesia ya, Kawan Puan. (*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania