Tak sedikit yang berkomentar pedas terhadap ulah K-Popers karena terganggu ketika linimasa mereka dipenuhi wajah boyband dan girlband Korea.
Akan tetapi, mereka cukup berpengaruh jika ada isu negatif yang harus diangkat atau dihilangkan sebagai sorotan dan trending topic media sosial.
Baca Juga: Tak Hanya K-Pop, Ternyata Ini Penyebab Drama Korea Digemari di Indonesia
K-Popers dan Gerakan Sosial
Kepedulian dan aksi galang dana yang dilakukan K-Popers bukan hal baru lagi, sebab dari idolanya sendiri juga kerap melakukan aksi serupa.
Mereka sering mengumpulkan dana untuk membeli hadiah pada ulang tahun idola mereka.
Mereka juga membangun tradisi amal yang kuat.
Inisiatif K-Popers terhadap isu sosial barangkali terinspirasi oleh idola mereka yang menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat.
Misalnya, BTS mengusung program Hope Delivery, sebuah program di bawah Love Food Bank yang membantu menyediakan makanan bagi orang tua dan anak-anak yang berkekurangan.
BTS juga menjadi duta UNICEF yang mengkampanyekan “Love Yourself” yaitu aksi untuk mencintai diri sendiri terkait isu kesehatan mental.
Sejumlah artis Korea juga sering memberikan donasi untuk pendidikan dan menggerakan fandom mereka untuk berdonasi melawan penyebaran Covid-19.
Selain itu, K-Popers juga menggunakan media sosial untuk membuat kampanye politik.
Salah satunya, mengumpulkan dana untuk gerakan Black Lives Matter di Amerika Serikat dan mendukung gerakan pro demokrasi di Thailand.
Di balik fakta bahwa media sosial identik dengan keriuhan dan konten negatif, selalu ada the wisdom of the crowd yang menjadikan internet menjadi lahan subur berkembangnya konten positif, kebajikan, dan nilai-nilai hidup yang baik.(*)
Baca Juga: Selain Pengacara, Ini 7 Profesi yang Sering Diperankan Female Lead di Drakor