Midlife Crisis, Krisis Paruh Baya yang Sering Dialami Usia 40-an

Ericha Fernanda - Kamis, 13 Mei 2021
Ilustrasi orang paruh baya.
Ilustrasi orang paruh baya. freepik.com

Parapuan.co - Krisis kehidupan yang paling populer selain Quarter Life Crisis (usia 25-an), adalah Midlife Crisis.

Midlife crisis kerap dialami mereka yang sudah menginjak usia 40-an ke atas.

Midlife crisis atau krisis paruh baya adalah fase yang membantu orang merasa awet muda lagi saat mereka berjuang untuk menerima kenyataan bahwa hidup mereka sudah separuh.

Baca Juga: Simak, Lakukan Kegiatan Ini untuk Menjaga Persahabatan Jarak Jauhmu

Diperkirakan bahwa penuaan menyebabkan perasaan depresi, penyesalan, dan kecemasan.

Namun, gejolak emosional yang dialami beberapa orang selama paruh baya tidak selalu mengarah pada perubahan gaya hidup besar yang melibatkan keinginan untuk menjadi muda kembali.

Padahal, krisis paruh baya bisa berubah menjadi sesuatu yang positif.

Melansir Verywell Mind, beberapa peneliti percaya bahwa pengertian krisis paruh baya adalah konstruksi sosial.

Tidak semua orang mengalami krisis paruh baya.

Satu dari empat orang yang mengatakan bahwa mereka mengalami krisis paruh baya, sebagian besar mengatakan bahwa hal itu disebabkan oleh peristiwa besar, bukan usia.

Faktor-faktor yang memicu krisis termasuk perubahan hidup seperti perceraian, kehilangan pekerjaan, kehilangan orang yang dicintai, atau relokasi.

Tanda-tanda

The American Psychological Association mengatakan bahwa krisis emosional terlihat dari "perubahan perilaku yang jelas dan tiba-tiba".

Contoh perubahan perilakunya meliputi:

  • Mengabaikan kebersihan pribadi.
  • Perubahan dramatis dalam kebiasaan -tidur.
  • Penurunan atau kenaikan berat badan.
  • Perubahan suasana hati yang diucapkan, seperti peningkatan kemarahan, lekas marah, kesedihan, atau kecemasan.
  • Penarikan diri dari rutinitas atau hubungan biasa.

Penyebab

Beberapa orang mungkin menyesal tidak memilih jalur karir yang berbeda atau tidak menciptakan kehidupan yang pernah mereka impikan.

Orang lain mungkin merenungkan hari-hari bahagia dalam hidup mereka.

Bagi mereka yang berorientasi pada tujuan, mungkin ada lebih sedikit refleksi dan lebih banyak tindakan.

Proses penuaan menjadi lebih jelas dari sebelumnya selama.

Beberapa individu mungkin mengembangkan penyakit sementara yang lain mungkin mulai memperhatikan penurunan kemampuan fisik mereka.

Baca Juga: Dampak Negatif Hurry Sickness, Salah Satunya Bisa Picu Stres

Aspek Positif

Sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan dalam International Journal of Behavioral Development menemukan sisi positif dari krisis paruh baya, yaitu keingintahuan.

Para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang mengalami krisis mengalami peningkatan rasa ingin tahu tentang diri mereka sendiri dan dunia yang lebih luas di sekitar mereka.

Stres dan ketidakpastian peserta membawa keterbukaan terhadap ide-ide baru, yang bisa membawa wawasan dan solusi kreatif.

Keingintahuan itu bisa mengarah pada terobosan atau peluang baru, yang mungkin bisa menjadi lapisan perak di tengah krisis. (*)

Baca Juga: Cobalah! Ini 4 Cara Menjadi Single Berkualitas Tanpa Merasa Kesepian

 

Sumber: Verywellmind.com
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja