Meski banyak responden laki-laki yang menjadi pencari nafkah utama dalam keluarga, namun ada juga yang tak setuju dengan pendapat bahwa laki-laki harus jadi pencari nafkah.
Salah satu responden laki-laki, Ari (40 tahun), yang adalah seorang suami, menyatakan bahwa ia sangat tidak setuju bila peran utama laki-laki dalam rumah tangga adalah pencari nafkah.
“Menurut saya di dalam sebuah rumah tangga tidak ada tanggung jawab parsial. Seperti mendidik anak itu tidak bisa menjadi tanggung jawab suami atau istri sendiri.
“Jadi di dalam rumah tangga itu semua merupakan tanggung jawab bersama termasuk mencari nafkah,” ungkap Ari kepada PARAPUAN pada hari Senin (10/5/21).
Mendengar penuturan dari salah satu responden, PARAPUAN pun meminta tanggapan dari sosiolog mengenai pembagian peran dalam keluarga tersebut.
Baca Juga: Duh, Suami Enggan Melakukan Pekerjaan Domestik? Ini Penyebabnya
Menurut Sosiolog dan Peneliti Sosial Vokasi UI, Daisy Indira, saat ini memang tidak sedikit perempuan yang sudah masuk ke sektor publik, termasuk bekerja, baik formal maupun informal.
Tuntutan kehidupan juga membuat baik suami atau istri harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan ekspektasi standar kehidupan dan gaya hidup yang semakin tinggi.
“Rasionalitas seperti itu juga menuntut laki-laki harus berbagi peran dalam menjaga keseimbangan dalam keluarga.
“Dalam konteks keseimbangan dan ketahanan keluarga memang akhirnya masing masing anggota keluarga memiliki perannya masing masing yang disepakati.
“Laki-laki lebih terbuka dengan kemungkinan peran utamanya bukan sebagai pencari nafkah karena kasus dalam suatu keluarga ada kemungkinan perempuan lebih berhasil mencari nafkah dibandingkan laki laki,” ungkap Daisy kepada PARAPUAN pada hari Selasa (11/5/21), secara daring.