Parapuan.co - Baru-baru ini kontestan Miss Universe 2020 mencuri perhatian pada krisis politik di Myanmar dan kekerasan anti-Asia di Amerika Serikat.
Beberapa kontestan mengirimkan pesan terkait masalah ini.
Kontestan Myanmar Thuzar Wint Lwin muncul dengan pakaian tradisional Burma yang dipenuhi dengan manik-manik.
Thuzar berjalan ke panggung dengan mengangkat papan bertuliskan "Pray for Myanmar".
Hal ini mengingat bahwa rakyatnya mengalami kekerasan krisis politik.
Baca Juga: Hasil Dialog Komnas Perempuan dengan BKN dan KPK soal Pertanyaan Diskriminatif Tes Wawancara Pegawai
Seperti dilansir dari laman Rappler, pada bulan Februari, pasukan militer menguasai Myamnar, menahan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi dan anggota Liga Nasional untuk Demokrasi lainnya, partai politiknya.
Sejak saat itu, Myanmar berada dalam kondisi keresahan karena warga terus memprotes kudeta tersebut.
Lebih dari 700 orang meninggal, termasuk 52 anak-anak, sementara 3.843 warga telah ditahan.
Powerful costume from Myanmar!
Don't forget to vote for your favorite costume at https://t.co/isjijntrRM. Voting closes at 11:59 pm on 5/15. pic.twitter.com/EWCq2fM9CD
— Miss Universe (@MissUniverse) May 14, 2021
Kontestan dari Singapura, Bernadette Belle Ong, kelahiran Filipina, meminta perhatian atas lonjakan kekerasan anti-Asia di AS saat pandemi virus corona.
Bernadette mengenakan ansambel dengan warna bendera Singapura.
Ia naik ke panggung dengan memperlihatkan jubahnya yang bertuliskan "Stop Asian Hate".
Stop Asian Hate merupakan gerakan yang dilakukan sebagai respons terhadap meningkatnya serangan terhadap orang Asia dan Asia Amerika, kebanyakan lansia di Amerika Serikat.
Baca Juga: Kemenkes: Sinovac Efektif Turunkan Risiko dan Kematian Akibat Covid 19
Dalam laporan nasional 6 Mei, pusat pelaporan Stop AAPI Hate mengatakan bahwa insiden kebencian terhadap orang Asia di AS meningkat dari 3.795 menjadi 6.603 dalam rentang waktu satu tahun.
Kompetisi kostum nasional Miss Universe telah diadakan pada 13 Mei di Hollywood, Florida.
(*)