Parapuan.co – Baru-baru ini, Ridho ‘Slank’ menceritakan tentang pengalamannya ketika terinfeksi Covid-19 beberapa waktu lalu.
Melalui tayangan di Youtube ARI LASSO TV pada Rabu (12/5/2021), kondisi gitaris band Slank ini ternyata sempat menurun.
Ridho mengungkapkan bahwa setiap malam ia merasa tubuhnya sangat drop hingga membuatnya ingin tidur supaya cepat-cepat pagi.
"Hari kedelapan sudah mulai parah, ketika badan sudah mulai enggak enak, 'ah, aku pengin tidur cepat ah'," kata Ridho seperti dikutip Kompas.com.
Ketika akhirnya Ridho berhasil untuk tidur nyenyak, ia justru terbangun satu jam setelahnya karena mengira sudah subuh.
Baca Juga: Kemenkes: Sinovac Efektif Turunkan Risiko dan Kematian Akibat Covid 19
"Tak lihat, kok Ony (istrinya yang juga positif) masih bangun? Tak tanya, 'jam berapa sekarang?', 'jam 12', baru satu jam tidur," kata Ridho sambil tertawa.
Rupanya, pria berusia 47 tahun itu mengalami halusinasi yang cukup parah sampai membuatnya berbicara dengan dirinya sendiri.
"Bolak-balik, sampai aku ngomong ke diri aku sendiri, aku ketemu sama aku sendiri, aku halu. 'Kamu takut apa sih, Do? Takut mati?', aku bingung, 'apa iya ya? Ya mungkin ya?', 'enggak usah takut, kita cuma beda dimensi saja. Di sini juga menyenangkan kok'," ungkap Ridho menirukan percakapan dengan dirinya sendiri saat mengalami halusinasi.
Gejala halusinasi yang dialami Ridho ‘Slank’ memang seringkali terjadi pada pasien yang terinfeksi Covid-19 dan disebut delirium dalam dunia medis.
Melansir Tribunnews.com, fenomena delirium adalah gejala baru yang diderita oleh penderita Covid-19 dan menyerang aspek psikologis.
Hal inilah yang disampaikan oleh Pakar Pendamping dan Dukungan Psikososial Kebencanaan, Dr Dra Endang Mariani, M Psi.
Menurut Endang, fenomena delirium membuat seseorang rentan mengalami kebingungan dan sulit untuk berkonsentrasi.
"Misalnya sulit fokus, suka melamun, daya ingat menurun, sulit bicara, berhalusinasi, mudah tersinggung dan sering gelisah," kata Endang, dalam tayangan Youtube BNPB TV pada Rabu, (17/2/2021).
Meski demikian, Endang menyampaikan bahwa fenomena delirium ini masih dipertanyakan oleh beberapa pihak.
Baca Juga: Kemenkes Ungkap Vaksin Sinovac Ampuh Menurunkan Risiko Covid-19
Pasalnya, para ahli belum bisa memastikan apakah delirium merupakan bagian dari gejala Covid-19 atau hanya efek samping psikologis penderita Covid-19.
"Ini juga menjadi pertanyaan apakah ini (fenomena delirium) gejala Covid-19 atau efek dari orang yang terpapar Covid-19," ujar Endang.
"Tapi bisa juga ini terjadi pada orang-orang yang tidak terdampak yang ketakutan terhadap Covid-19," tambahnya.(*)