Parapuan - Kawan Puan, meskipun pemerintah telah menggalakkan vaksinasi untuk melindungi diri dari Covid-19, bukan berarti kita semua akan terbebas dari virus ini.
Walaupun mungkin beberapa di antara Kawan Puan sudah ada yang menerima vaksin, sebaiknya kamu tetap mematuhi protokol kesehatan yang sudah ada.
Sebab, vaksinasi Covid-19 ini belum menjamin apakah kita tidak berisiko terkena Covid atau tidak.
Baca Juga: Tidak Disangka, Seleb Hollywood Ini Memiliki Buah Hati di Usia 40 Tahun (Part III)
Ditambah lagi Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) kalau wabah Covid-19 pada 2021 ini bisa lebih parah dari tahun sebelumnya.
Mengutip dari Kompas.com, Badan Kesehatan Dunia ini telah menyerukan supaya skema COVAX, pemberian vaksin terhadap negara-negara miskin bisa digenjot agar lebih cepat.
Hal ini diserukan WHO melalui konferensi pers yang disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus mengamati kalau proses vaksinasi di dunia mulai turun.
Menurut Tedros, ia memperhatikan bagaiman negara yang kaya hanya fokus pada inokulasi untuk warganya sendiri.
Di mana negara kaya ini seakan tak peduli kepada negara menengah ke bawah.
"Kita di tengah jalur bahwa pandemi Covid-19 tahun ini bakal lebih parah daripada tahun sebelumnya," tegas Tedros.
Oleh karena itu, WHO meminta agar negara kaya mempertimbangkan lagi untuk melakukan vaksinasi bagi warga yang berusia muda.
Menurut Tedros, jauh lebih baik kalau vaksin tersebut didistribusikan ke negara yang lebih membutuhkan melalui skema COVAX.
Masih dari sumber yang sama, WHO menyatakan kalau sudah seharusnya semua negara bekerja sama menangkal virus corona dalam skala global.
Baca Juga: Potret Ayu Maulida Kenakan Busana Komodo di Ajang Miss Universe 2021
Di sisi lain, Tedros juga memaklumi kalau pasti banyak negara yang memprioritaskan urusan domestik mereka.
Hanya saja, dalam pandangannya, pemerintah di negara kaya juga harus memperhatikan negara yang lain, terutama yang ekonominya menengah ke bawah.
Sebab, seperti yang telah dijabarkan oleh Tedros, negara miskin inin bahkan tak punya cukup vaksin untuk melindungi tenaga kesehatan.
Tedros mengeluarkan pernyataan tersebut karena terjadi kekhawatiran akan varian baru virus corona terutama di India, yang bisa menyebabkan peningkatan kasus global.
Walaupun belum ada bukti varian dari India kebal terhadap virus, akan tetapi berbagai pakar kesehatan khawatir varian ini jauh lebih menular dan menghambat upaya vaksinasi.
Baca Juga: Finalis Miss Universe 2021 asal Singapura Serukan Stop Asian Hate Melalui Busana
Sebagai tambahan informasi, skema COVAX ini didirikan langsung oleh WHO, Komisi Eropa, dan Perancis dalam upaya pendistribusian vaksin secara adil ke seluruh dunia.
Di mana sejak dibentuk, skema ini dilaporkan sudah mengirim 59 juta dosis vaksin virus corona ke 122 negara peserta.
Terkait informasi dari WHO tersebut, mari tetap waspada dan selalu melaksanakan protokol kesehatan di mana pun kita berada ya, Kawan Puan! (*)