“Untuk apa platform ini jika saya tidak dapat menggunakannya untuk menyampaikan pesan perlawanan yang kuat terhadap prasangka dan kekerasan,” tulis Bernadette di akun Instagramnya.
Pesan ini disampaikan olehnya sebagai bentuk perlawanan terhadap sentiment anti-Asia di seluruh dunia, yang menurut peneliti dari California State University di Sen Bernardino telah terjadi lonjakan kasus kejahatan rasial terhadap orang Asia hingga 164 persen di Amerika Serikat.
Melansir dari The Cut, Arwin Meriales, desainer asal Filipina yang menciptakan jubah tersebut mengatakan bahwa karyanya tersebut bukan hanya kostum nasional biasa.
“Ini adalah pernyataan dan protes untuk menghentikan aksi kebencian terhadap orang Asia. Siapa yang tidak ingin menjadi bagian dari tujuan seperti itu?” paparnya.
Baca Juga: Kata Fotografer Soal Pemotretan Tanpa Makeup Kontestan Miss Universe, Tetap Cantik?
Kabar mengejutkan lainnya juga datang dari Miss Myanmar Thuzar Wint Lwin yang tiba di Florida, Amerika Serikat, dengan kondisi kopernya yang hilang.
Peristiwa ini pun membuat kostum nasional yang harus ia kenakan hilang begitu saja.
Beberapa orang Myanmar yang tinggal di AS membantunya mencari kostum pengganti agar Thuzar tetap bisa mengikuti segmen kostum nasional.
Ia pun akhirnya mengenakan kostum tradisional dari etnis Chin sambil mengibarkan papan bertuliskan ‘Pray for Myanmar’.