Parapuan.co - Kawan Puan, dengan adanya kemajuan teknologi, kini bisnis online semakin banyak diminati oleh masyarakat.
Mengikuti selera pasar yang mulai bergantung pada kemudahan bisnis online, banyak pelaku UMKM yang pindah ke pemasaran digital.
Namun demikian, di balik kemudahan serta keuntungan bisnis online ini, para pelaku usaha juga harus mengetahui beberapa risiko yang mungkin terjadi atas digitalisasi bisnis ini.
Melansir dari Kompas.com, Michael Williem, CEO dari Qasir mengatakan harus ada kehati-hatian atas gerakan migrasi tersebut.
Baca Juga: Pelaku UMKM Wajib Daftarkan Hak Merek Usaha, Begini Caranya
Menurutnya para pelaku usaha masih abai memperhatikan risiko yang mungkin muncul dari pemasaran melalui media sosial dan marketplace.
"Pelaku usaha mikro yang menjalani usaha online lebih mudah memulai penjualannya di media sosial maupun marketplace," kata Michael.
Michael menambahkan, "Namun, pelaku usaha perlu mempertimbangkan risiko apa saja yang mungkin dihadapinya, di samping peluang dan keuntungan yang didapat jika hanya mengandalkan kedua media tersebut untuk pemasaran."
Ada tiga hal yang menurutnya menguntungkan pelaku usaha ketika bermigrasi ke bisnis online, yakni:
Baca Juga: Kenapa Bisnis Mengikuti Tren Bisa Cepat Gulung Tikar? Ini Kata Pakar
1. Kemudahan Akses
Kawan Puan, dengan menggunakan platform dagang online, para pelaku usaha dapat memulai bisnisnya dengan sangat mudah.
Mereka hanya perlu mengisi berbagai data diri serta kelengkapan data usaha.
Setelahnya, para pelaku usaha bisa langsung memuat berbagai produk yang ingin mereka jual dan menuliskan deskripsi singkat.
2. Meningkatkan Efisiensi Operasional
Keuntungan selanjutnya adalah pelaku usaha tidak perlu memiliki toko fisik untuk memulai bisnis atau memperluas target konsumennya.
Sehingga secara biaya operasional, bisnis online memang lebih hemat karena pelaku usaha tidak perlu membayar sewa toko atau gedung untuk berjualan.
Selain itu, adanya opsi jasa antar di berbagai marketplace juga cukup membantu para pelaku usaha.
Baca Juga: Bagi Monica Amadea, Self Love Bukan Berarti Diri Kita Egois!
3. Transaksi Pembayaran yang Terintegrasi
Pelaku usaha yang mulai berimigrasi ke bisnis online tidak terlepas dari tuntutan untuk terintegrasi dengan fitur pembayaran digital.
Hal ini tentu akan sangat membantu serta memudahkan transaksi jual beli antara pedagang dan pembeli.
Selain itu, dengan adanya kemudahan bertransaksi ini pelaku usaha dapat memperoleh keuntungan jauh lebih cepat.
“Melalui marketplace, komisi dan keuntungan bisa didapat lebih cepat, dan mudah dilacak secara real time oleh seller,” kata Michael.
Nah seperti yang telah disebutkan sebelumnya, meski memiliki keuntungan, bisnis online ini juga memiliki kekurangan yang perlu diwaspadai. Apa saja?
1. Ancaman Kejahatan Siber
Kawan Puan, karena sistem bisnis online yang terintegrasi dengan jaringan internet, maka kejahatan siber bisa saja terjadi.
Michael mengingatkan para pelaku usaha agar waspada akan ancaman kejahatan siber yang bisa mengintai data pribadi.
Katanya, "Kemungkinan adanya pencucian identitas maupun produk dan layanan yang disalahgunakan bisa dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab."
"Misalnya kompetisi yang tidak sehat membuat kompetitor berusaha untuk menyerang privasi serta menjualnya informasi yang anda miliki," ujar Michael mencontohkan.
Baca Juga: Mau Masa Depan Cerah? Lakukan Ini Agar Bisa Mulai Bisnis di Usia 20-an
2. Aturan yang Mengikat dari Platform E-commerce
Kawan Puan, kekurangan bisnis online yang selajutnya adalah aturan antara pelaku usaha dan platform marketplace.
Ketika seorang pelaku usaha memulai bisnis di marketplace, maka mereka akan berbagi kontrol serta biaya dengan pihak e-commerce yang bersangkutan.
Sehingga kontrol operasional dan logistik tidak sepenuhnya ada di tangan pelaku usaha.
"Membuka bisnis di marketplace dan media sosial membuat pelaku usaha harus tunduk kepada kebijakan yang berlaku, mulai dari persentase monetisasi yang didapat dan biaya tambahan lainnya yang mungkin diubah secara tiba-tiba, dan kendala teknis yang tidak dapat diperbaiki sendiri," tambah Michael.
3. Persaingan yang Semakin Ketat
Kawan Puan, yang namanya dunia usaha sudah pasti tidak akan lepas dari yang namanya kompetisi, baik bisnis offline maupun online.
Bedanya dalam bisnis online ini kompetisi pasarnya lebih tinggi, sehingga pelaku usaha harus pandai mengatur strategi yang tepat agar dapat dilirik oleh konsumen.
Baca Juga: Perjalanan Koyuhijab Kembangkan Bisnis Fesyen Muslim Lewat E-Commerce
"Kemungkinan produk atau brand kamu akan kurang terdengar dan berkembang sangatlah besar karena munculnya produk yang sama dengan harga yang bisa jadi lebih murah," ucap Michael.
Maka, tidak heran banyak pelaku usaha bisnis online berlomba mencari followers dengan tujuan memperluas jangkauan promosi atau agar bisa muncul pada pencarian teratas di pencarian pembeli.
Di samping itu, pelaku usaha bisnis online juga harus banyak mengeluarkan dana untuk melakukan promosi.
Mulai dari beriklan, memberikan diskon, menggelar flash sale, sampai membayar influencer. (*)